Ritus Rai Gedheg ditampilkan Komunitas Surabaya Menari, Minggu (11/1/2015) besok sebagai sebuah bentuk perenungan. Koreksi pada diri sendiri yang tidak lagi mau mendengarkan suara hati. Suara hati yang sejatinya memberikan bimbingan positif.
“Masyarakat saat ini sudah tidak lagi mendengarkan suara hatinya yang positif. Tidak ingat lagi dengan nilai-nilai luhur kehidupan. Dan dalam kosa kata Jawa Timuran, mereka yang tidak lagi punya nilai-nilai luhur, budi pekerti, kesopanan disebut sebagai Rai Gedheg,” terang Heri Lentho koreografer.
Rai Gedheg biasanya ditujukan kepada orang-orang yang sudah kehilangan budi pekertinya, nilai-nilai luhur dalam kesehariannya. Rai Gedheg tak ubahnya adalah para koruptor, penjarah kekayaan bumi pertiwi, dan segala orang yang tidak lagi mengenal nilai-nilai kemanusiaan.
“Minggu (11/1/2015) jam 9 kami pentaskan didepan Pasar Genteng, Surabaya. Tahun sebelumnya kami juga mementaskan tari, tapi penarinya mengenakan kurungan, sangkar. Tahun ini para penari mengenakan cikrak dari anyaman bambu, yang digunakan untuk menutup wajah,” kata Heri lentho saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Sabtu (10/1/2015).(tok)