Sekitar 3.000 mahasiswa Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, Jawa Timur, ternyata fiktif, sehingga data itu dihapus sebagai salah satu upaya perbaikan manajemen.
Sulistyono Rektor UNP Kediri mengemukakan, jumlah mahasiswa yang terdata di kampus sekitar 21 ribu. Namun, setelah diverifikasi, jumlah yang aktif 17.682 mahasiswa.
“Data itu adalah yang mengikuti perkuliahan standar, yang tidak terdaftar sudah dikelurkan dari sistem,” katanya saat dikonfirmasi Antara.
Ia mengatakan, manajemen kampus telah melakukan beberapa perbaikan. Selain memperbaiki data mahasiswa, juga melakukan registrasi mahasiswa yang berniat mengajukan pindah.
Untuk saat ini, kampus belum melakukan inventarisasi untuk mahasiswa yang pindah tersebut.
Selain itu, ia juga mengakui membenahi data dosen. Dari verifikasi yang dilakukan, diketahui dosen yang resmi terdata dan tetap adalah 163. Manajemen kampus telah merekrut sebanyak 92 dosen baru.
Sulistyono juga mengatakan jumlah dosen itu masih belum mencukupi kebutuhan. Kampus memberikan pagu sampai 13.600 mahasiswa, sehingga dibutuhkan sebanyak 280 dosen.
“Kami masih kekurangan dosen, sekarang masih 255 dosen, dan nanti kami yakin akan bisa terpenuhi,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, status nonaktif UNP tidak berpengaruh pada aktivitas kegiatan belajar mengajar dan mahasiswa pun masih menjalankan kegiatan sesuai jadwal.
Kopertis Wilayah VII Jawa Timur mengawasi proses perbaikan manajemen UNP Kediri, yang sampai saat ini masih berstatus nonaktif.
Ali Maksum Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah VII Jatim mengatakan, Kopertis sudah memberikan sejumlah resep untuk perbaikan manajemen yang harus dilakukan oleh yayasan.
Resep itu seperti pergantian manajemen, lalu terkait penerimaan mahasiswa baru, normalisasasi kehidupan kampus, maupun validasi data mahasiswa.
Ia mengatakan, UNP memang membutuhkan waktu agak lama untuk pemulihan. Namun, ia mengapresiasi usaha dari manajemen kampus untuk melakukan perbaikan.
Lebih lanjut, ia mengatakan Kopertis juga tidak akan segan memberikan rekomendasi lagi, jika dari manajemen itu sudah lebih dari 50 persen melakukan perbaikan. Kemenristek Dikti pun ketika memberikan keputusan, tetap akan koordinasi dengan Kopertis.
Namun, ia meminta agar manajemen juga hati-hati dan melakukan verifikasi dengan benar. Ia berharap adanya proses perbaikan ini tidak dimanfaatkan segelintir orang sebagai “penumpang gelap” yang tidak menjalani kuliah secara aktif dan hanya setor nama.
Tim dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) juga telah melakukan audit akademis di kampus UNP Kediri, terkait dengan status nonaktif kampus tersebut.
Dari pemeriksaan, diketahui terdapat beberapa masalah, seperti tentang rasio antara dosen pengajar dan mahasiswa. Sejumlah jurusan rasionya dinilai tidak masuk akal, karena melebihi dari porsi ideal kegiatan belajar mengajar.
Selain masalah rasio dosen, juga menemukan tentang blangko ijazah yang diketahui tidak ada nomor seri. Padahal, nomor seri itu penting untuk memastikan mahasiswa bersangkutan terdata di sistem serta menghindari pemalsuan.
Di Jatim, masih ada empat kampus yang berstatus nonaktif, yaitu UNP Kediri, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, IKIP Budi Utomo Malang, dan IKIP PGRI Jember. (ant/dwi)