Rifki Pangestu (16 tahun) seorang remaja warga Jemundo, Taman, Sidoarjo hilang ketika mendaki gunung Penanggungan sejak Selasa (2/6/2015) dini hari. Hingga Rabu (2/3/2015) pagi pencarian masih dilakukan.
Didik Sudarsono Anggota PMI Mojokerto Rabu pagi melaporkan tentang hilangnya Rifki yang belum ditemukan. Upaya pencarian oleh tiga tim PMI Mojokerto sudah dilakukan, namun pencarian itu tidak belum membuahkan hasil.
Didik menceritakan, Senin (1/6/2015) ada sebelas orang yang mendaki di Gunung Penanggungan melalui jalur Tamiajeng. Pada hari selanjutnya, Selasa dini hari, para pendaki ini beristirahat di puncak bayangan.
“Rifki adalah salah satu dari mereka. Saat itu dia pamit kepada temannya, Bambang, untuk turun mencari sinyal hendak menelepon, sekalian mandi dan mencari rokok,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya Rabu pagi.
Pengakuan rombongan kepada tim pencari, sekitar pukul 02.30 WIB mereka sempat bertemu Rifki di Pos 3 dan saling bertegur sapa. Selanjutnya, pada pukul 03.00 WIB kelompok pendaki lain yang turun juga berpapasan dengan Rifki.
“Setelah dikabarkan hilang, kami sempat menyisir lokasi mulai jam satu siang sampai jam delapan malam” kata Didik. Pencarian ini melibatkan tiga tim. Namun pencarian tersebut tidak membuahkan hasil.
“Kami berkoordinasi dengan Tim SAR Surabaya dan polsek setempat. Kami juga telah meminta tolong ke babinkamtibmas,” ujarnya. Sembari berkoordinasi, tim pencari PMI Mojokerto terus melalakukan pencarian.
Didik mengatakan, bila pencarian belum membuahkan hasil hingga Rabu pagi pukul 07.00 WIB, maka timnya akan membuka operasi SAR terbuka untuk pencarian. “Pencarian terbuka ini akan melibatkan berbagai organisasi dan dibentuk beberapa tim,” katanya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan tim pencari, Rifki diketahui sempat muntah-muntah dan sedikit kurang enak badan. “Katanya setahun terakhir ini sakit tipes. Dan dia tidak mungkin tersesat jauh, karena biasanya ketemu rumah penduduk,” kata Didik.
Didik menduga, ada dua kemungkinan yang terjadi pada Rifki. “Pertama, dia turun lalu ke rumah temannya enggak bilang-bilang. Atau, dia sakit (kambu, Red). Nah itu yang kami khawatirkan,” ujarnya. (den)