Jokowi Presiden menginstruksikan kepada Menteri Sosial agar membenahi pendistribusian beras untuk rakyat miskin (Raskin).
Disinyalir banyak orang mampu, pura-pura miskin supaya bisa menikmati beras murah tersebut.
Pada rapat terbatas (Ratas) khusus membahas Raskin di kantor Presiden pada Senin (22/6/2015) kemarin, Presiden menegaskan semua pihak agar memperbaiki dan menyempurnakan penyelenggaraan raskin.
Pertama memastikan raskin sampai pada yang berhak dan yang paling penting dalam kondisi layak dikonsumsi.
Presiden tidak ingin mendengar ada keluhan seperti yang lalu-lalu. Berasnya hitam, berkutu, bau dan tidak layak untuk dikonsumsi.
Sekarang harus diganti dengan stok baru yang dibeli. Pemerintah dengan kualitas yang lebih baik.
Kata Presiden, program raskin adalah bagian dari perlindungan sosial masyarakat. “Saya banyak mendapat laporan dari masyarakat,” kata Presiden.
Soal raskin ini pagu tidak mencukupi, masih ada masalah di sini yang perlu diperbaiki. Data penerima raskin yang tidak sinkron mempengaruhi distribusi penyaluran, dan itu harus diperbaiki.
Kemudian keterlambatan penyaluran raskin, ini juga dialami daerah tertentu mungkin karena geografis atau kondisi jalan. Masih ditemui kelompok yang tergolong mampu tapi masih menerima raskin, ini pun harus juga menjadi koreksi.
Sementara itu Khofifah Indar Parawansa menjelaskan data penerima program raskin terus bertambah, dari 15,5 juta rumah tangga sasaran sekarang menjadi 18,3 juta rumah tangga.
Hasil verifikasi ini kemungkinan akan diintervensi untuk program 2016. Sehingga Mensos ingin memastikan bahwa Raskin tetap jalan dengan peningkatan ketepatan waktu. (jos/dwi/rst)