Memasuki musim pancaroba, angin puting beliung mulai melanda beberapa wilayah di Jawa Timur.
Radio Maja FM Mojokerto melaporkan, pada Selasa (10/11/2015) sore, sebuah rumah dan usaha bengkel motor di Desa Mojodadi mengalami kerusakan akibat puting beliung. Beberapa pohon di Desa Watu Blorok juga tumbang.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan, puting beliung juga telah mengakibatkan beberapa rumah rusak di Banyuwangi.
Taufik Kepala Ruangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda mengatakan, angin puting beliung memang berpotensi terbentuk di daerah yang minim Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti Surabaya, Mojokerto dan Bangkalan.
“Selain puting beliung, juga harus mewaspadai angkatan udara ke atas yang mengakibatkan genteng bisa terangkat dan jatuh mengenai warga,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Selasa sore.
Taufik menambahkan memang pada saat musim pancaroba, pembentukan awan cumulonimbus (Cb) sangat aktif. Sehingga pihaknya memberikan warning pada pihak terkait dengan sangat intens.
“Jika jarak pandang menurun hingga di bawah 1.000 meter, bisa terjadi penutupan di bandar udara,” katanya.
Sementara, berdasarkan visualisasi radar BMKG Juanda, pada pukul 16.15 WIB pertumbuhan awan cumulonimbus (Cb) mulai berkurang sehingga wilayah Jatim yang berpotensi puting beliung sudah amat minim.
“Hingga dua jam ke depan (pukul 18.15 WIB, red) ada pergerakan awan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga deras di daerah tapal kuda seperti Bondowoso, Jember dan Lumajang,” kata Taufik.
BMKG Juanda memprakirakan musim pancaroba akan terjadi sampai akhir November atau awal Desember. “Akhir Desember nanti sudah murni musim hujan,” katanya.(iss/ipg)