Pihak produsen pembalut dan pantyliners memberi tanggapan kepada Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pasca diumumkannya hasil penelitian kandungan klorin.
Mengutip surat tanggapan yang dikirimkan YLKI kepada suarasurabaya.net, Rabu (8/7/2015), PT Kimberly Clark Indonesia menduga adanya temuan kandungan klorin berasal dari raw material Fluff (pulp) yang mereka gunakan sebagai bahan baku utama.
“Kami akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan Kementerian Kesehatan RI menegenai Permenkes Nomor 472 Tahun 1996 dan hasil uji dari YLKI ini,” tulis produsen pembalut Kotex ini.
Sementara produsen lainnya, seperti PT KAO, PT Multi Duta Utari, PT Softex Indonesia dan PT Unicharm membantah hasil penelitian YLKI ini.
“Di perusahaan kami, dilakukan analisa kandungan dan penilaian risiko senyawa klorida khususnya jenis dioxin. Telah dipastikan bahwa jumlah dioxin yang terkandung dalam pembalut, ternyata lebih sedikit dibanding yang terkandung di dalam air serta udara pada umumnya,” tulis PT Unicharm.
Sekadar diketahui pada Selasa (7/7/2015), YLKI Pusat mengumumkan kandungan klorin pada 9 merrk pembalut dan 7 pantyliner yang beredar di pasaran.
Berdasarkan uji laboratorium dengan metode spektrofotometri yang dilakukan di laboratorium TUV NORD Indonesia, pembalut dengan merk Charm memiliki kandungan klorin tertinggi yaitu 54,73 part per million (ppm), sedangkan pantyliner dengan merk V Class dengan 14.68 ppm.
Menurut penelitian di Universitas Sumatera Utara yang dicantumkan YLKI dalam hasil penelitian, pembalut wanita yang mengandung klorin berisiko tinggi terhadap reproduksi kesehatan wanita, termasuk risiko adanya keputihan, gatal-gatal, iritasi dan menyebabkan kanker.
Selain mengandung klorin yang tinggi, produk wanita tersebut juga ada yang tidak mencantumkan produsen, komposisi dan tanggal kedaluwarsa.(iss/ipg)