Sejumlah supir angkutan kota mengaku enggan menaikkan tarif sepihak kendati mulai 1 Maret 2015 harga premium naik menjadi Rp6.900 per liter.
“Belum ada perintah naik, kalau naik tarif sepihak takut kena tegur Organda, penumpang juga sudah berani protes,” kata Lambok Nainggolan pengemudi angkot trayek Priok-Stasiun Kota di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (1/3/2015) pagi seperti dilansir Antara.
Mulyono, supir angkot 05 trayek Tanjung Priok-Cilincing juga belum berani menaikkan tarif secara sepihak.
“Belum ada arahan, kalau ramai-ramai naikkan harga, saya berani,” kata Mulyono ketika sedang menunggu penumpang di Stasiun Tanjung Priok.
Kendati enggan menaikkan tarif, namun para supir tetap kecewa dengan meningkatnya harga premium sebesar Rp200 per liter tersebut.
“Ya naiknya memang cuma sedikit, tapi kalo sehari isi 20-30 liter akan terasa selisih harganya, apalagi harga beras mahal,” kata Lambok.
Lambok berharap pemerintah maupun Organda memberikan solusi terbaik terkait tidak stabilnya harga premium yang menyulitkan para supir.
“Kami ini orang kecil yang bergantung sama kebijakan pemerintah. Kalau bisa semua angkot kasih keringanan harga bensin atau kasih bantuan konversi kendaraan ke gas, biar irit,” kata Lambok. (ant/dwi)