Brigjen Wuryanto, Kadispen TNI Angkatan Darat mengatakan, Praka Dedy Purwanto yang mengosongkan pistol milik Letnan Kolonel CPA Joko Pitoko lalu mengenai bapak dan anak di Bandara Mopah Merauke, Papua, Senin (9/3/2015), mengaku yakin betul pistol tersebut sudah kosong.
“Sudah dikokang untuk membuang peluru yang masih ada di dalam senjata. Yakin sudah kosong, pelatuk pistol tersebut ditarik tanpa tenaga ke arah atas. Nah, karena ditarik dengan ringan itu, tangan terhentak pistol terdorong ke bawah, menjadi lurus kena dinding dari triplek. Kedua korban itu yang ada di balik dinding triplek tersebut,” kata Brigjen Wuryanto, kepada Radio Suara Surabaya, Senin (9/3/2015) malam.
Brigjen Wuryanto, menjelaskan, peluru tersebut menembus punggung dan dada depan Sugiono, lalu menembus punggung atas Novan yang berada dalam gendongan Sugiono. Sementara proyektil peluru tersebut bersarang dalam tubuh Novan.
Kejadian pada pukul 08.30 WIT tersebut menewaskan Novan Aditama Saputra (6 tahun) dan mengakibatkan ayahnya, Sugiono (32 tahun), sempat kritis dan harus dirawat di RSUD Merauke.
“Kami menyesalkan kejadian yang seharusnya tidak boleh terjadi dan berdoa semoga pak Sugiono sehat kembali dan bisa mengikhlaskan kepergian Novan. Sementara Praka Dedy akan mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Brigjen Wuryanto.
Brigjen Wuryanto juga mengatakan, pada Senin (9/3/2015) malam, jenazah Novan telah diserahkan ke pihak keluarga korban yang berada di Merauke dan kondisi Sugiono sudah stabil.
Sekadar diketahui, insiden itu berawal saat Praka Dedy, anggota Yon 755 Yalet Merauke, mengosongkan senjata api milik Letnan Kolonel CPA Joko Pitoko, Kepala Pembekalan dan Angkutan Kodam (Kabekangdam) Kodam XVII Cendrawasih. Ketika itu, Letkol Joko dari Merauke hendak kembali ke Jayapura dengan menggunakan pesawat Lion Air.
Namun tiba-tiba terdengar letusan, akibatnya peluru menembus triplek yang membatasi counter Lion Air dan Sriwijaya Air hingga mengenai calon penumpang Sriwijaya Air, Sugiono dan anaknya Novan.(iss/ipg)