Potensi penangkapan, budidaya dan ekspor ikan segar di Jawa Timur paling besar dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia.
“Sebenarnya perusahaan di Jatim mendatangkan dari luar, dari wilayah Timur Indonesia,” Sa`ada Mukadar, staf Bina Mutu Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (5/9/2015).
Sa`ada menambahkan, sayangnya potensi itu sedikit terganjal dengan menurunnya minat masyarakat Jawa Timur untuk makan ikan. Sebab, banyaknya oknum yang menggunakan bahan kimia berbahaya di produk ikan segar maupun olahan ikan.
“Banyak pelaku menggunakan bahan berbahaya seperti formalin, peroksida dan pewarna non makanan. Hal ini membuat minat orang makan ikan agak menurun. Contohnya adanya ikan pindang yang mengandung formalin dan peroksida, membuat orang berpikir dua kali sebelum membelinya,” katanya.
Untuk terhindar dari ikan segar berformalin, Sa`ada menyarankan agar konsumen teliti sebelum membeli. “Bisa lihat insangnya. Kalau tidak segar insangnya pucat tidak kelihatan darah segar. Kalau berformalin, biasanya lalat tidak mau. Jika bahan kimia yang dicampurkan dalam jumlah besar, baru akan tercium bau aneh,” katanya.(iss/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
