Petugas keamanan Linmas Kota Surabaya yang bertugas jaga di Kantor KPU Kota Surabaya terkesan overacting menjaga agar pewarta tidak memasuki ruang pertemuan. Sikap petugas Linmas yang berjaga di KPU Kota Surabaya bahkan cenderung arogan dan kasar.
Sikap arogan ini tampak saat KPU Kota Surabaya menggelar pertemuan dengan LO Paslon di gedung KPU Kota Surabaya, Selasa (22/9/2015).
Karena sudah biasa masuk melalui pintu samping Media Center KPU Kota Surabaya, Edwin wartawan JTV bermaksud masuk ke dalam gedung.
Pintu Media Center, hingga ke pintu bagian belakang ruang pertemuan, yang saat itu sedang berlangsung pertemuan antara KPU dengan LO Paslon, tidak dijaga.
Ketika hendak masuk ke ruang pertemuan itu, salah seorang Linmas yang berjaga di pintu samping berteriak, “Jangan masuk!”
Edwin Wartawan JTV sudah menanyakan alasan kenapa dia tidak boleh masuk?
Petugas tersebut malah membentak, “Pokoknya enggak boleh masuk, ini perintah!” kata petugas itu dengan nada tinggi.
Namun, Edwin yang merasa penasaran kembali menegaskan pertanyaan, “Iya, kenapa kok tidak boleh masuk?” sembari mendekati petugas itu.
Petugas itu malah mendorong pundaknya dengan kasar. Sontak, nada bicara Edwin yang diperlakukan demikian turut meninggi.
Beberapa komisioner KPU Kota Surabaya sempat keluar dari ruang pertemuan untuk melihat keributan yang terjadi.
Petugas Linmas itu pun kembali mendorong pundak Edwin ketika adu argumen dengan nada tinggi terjadi.
Robiyan Arifin Ketua KPU Kota Surabaya mengatakan, tidak ada permintaan pengamanan yang super ketat dari KPU dalam menghalau wartawan.
Soemarno Kepala Bakesbangpol Linmas Kota Surabaya mengatakan, tidak ada aturan pengamanan ekstra ketat.
Seharusnya, kata Soemarno, personel Linmas yang berjaga di manapun harus bersikap persuasif.
“Sebagai sesama manusia memang harus ditanya dulu, keperluannya apa. Kalau soal sikap petugas saya dengan nada tinggi nanti saya cek dan evaluasi. Tapi itu bukan cara yang kami terapkan,” ujarnya. (den/ipg)