Sabtu, 23 November 2024

Pertimbangkan Ini Sebelum Membeli Pembalut dan Pantyliner

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menganjurkan agar masyarakat memilih pembalut yang memiliki kandungan klorin rendah.

“Untuk pantyliner jika tidak dibutuhkan, lebih baik tidak dipakai atau dengan risiko minimal, pilih kadar yang terkecil,” tulis YLKI di laman Facebooknya.

YLKI juga mengklarifikasi kandungan klorin pada produk diluar sembilan pembalut dan tujuh pantyliners yang diuji.

“Perlu diklarifikasi bahwa YLKI melakukan pengujian terhadap 9 merek pembalut dan 7 pantyliner. Di luar merek itu, YLKI tidak menguji, karena memang tidak terdapat di market konvensional (mungkin produk tersebut adanya melalui MLM, online, dstnya). Jadi tidak ada jaminan bahwa di luar merek tersebut bebas klorin, karena hanya uji lab yang bisa membuktikannya. Bukan sekadar klaim,” tulis YLKI.

Tulus Abadi, Ketua YLKI mengatakan, hal ini juga berlaku pada pembalut dan pantyliner yang diklaim herbal, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, yang beredar di masyarakat.

“Pilih saja yang rasional. Jangan terkecoh herbal abal-abal. Terlebih jika pembalut dan pantyliner itu belum ada nomor registrasinya, belum legal,” kata Tulus kepada suarasurabaya.net, Rabu (8/7/2015).

Terkait pernyataan Kementerian Kesehatan yang menyatakan pembalut dan pantyliner berklorin aman digunakan, Tulus meminta Kemenkes dapat menetapkan ambang batas klorin yang diperbolehkan pada produk tersebut di Indonesia.

“Aman itu batasnya berapa? Merujuk peraturan FDA, badan pengawas makanan dan obat Amerika Serikat, ambang batas klorin pada pembalut dan pantyliner hanya 0,1 ppm. Bandingkan dengan klorin pada produk di Indonesia yang mencapai 54.73 ppm,” kata Tulus.(iss/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs