Pihak AirAsia mengundang para keluarga penumpang yang menjadi korban di gedung Mahameru Polda Jatim untuk melakukan pertemuan, Senin (28/12/2018). Pertemuan ini untuk mengenang satu tahun tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8051 di perairan laut lepas, Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup dan diberlakukan hanya untuk pihak kepolisan, petugas yang mendapatkan undangan dan keluarga korban.
Untuk media sendiri, hingga kini tidak bisa mengikuti pertemuan tersebut sehingga hanya bisa mengambil gambar dari luar gedung.
Pantauan suarasurabaya.net, pihak keluarga korban jatuhnya pesawat AirAsia yang baru datang harus melakukan registrasi dengan menyebutkan nama keluarga yang menjadi korban pada petugas.
Hingga saat ini, keluarga korban jatuhnya pesawat AirAsia terus berdatangan di gedung Mahameru, Polda Jatim.
Rencananya, pertemuan mengenang satu tahun jatuhnya pesawat AirAsia itu akan dihadiri oleh Tony Hernandes CEO Air Asia Group, Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo Kepala Basarnas, Irjen Pol Anton Setiadji Kepala Polda Jatim dan Nurwiyatno Plt Wali Kota Surabaya.
Perlu diketahui, pesawat Air Asia QZ8051, rute Surabaya – Singapura, berangkat terbang dari Terminal 2 Bandara Juanda pada 28 Desember 2014 pukul 05. 20 WIB. Jadwal ini maju sekitar dua jam dari pemberangkatan sebenarnya yaitu pukul 07.20 WIB.
Sekitar pukul 06.18 WIB, pesawat membawa 155 penumpang dan 7 kru itu hilang kotak dari pantauan ATC. Hingga diketahui jatuh di Perairan Selat Karimata Kalimantan Tengah. Pencarian dilakukan dengan melibatkan semua instansi, Basarnas, TNI, Kepolisian, nelayan, termasuk mendapat bantuan dari negara Rusia, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat.
Tim DVI (Disaster Victim Identification) berhasil mengidentifikasi 104 nama, yang menjadi korban jatuhnya Air Asia. (bry/dwi)