Pernyataan Slamet Budiyono Ketua GP Ansor Sidoarjo yang menilai patung Jayandaru menyalahi syariat islam menuai pro kontra dari masyarakat.
Pernyataan Slamet tersebut, terlontar saat melakukan aksi unjuk rasa menolak keberadaan berdirinya patung Jayandaru di alun-alun Sidoarjo, Jumat (20/2/2015).
Eko Yudho, seorang waga Candi, Sidoarjo, menilai tidak fair jika keberadaan patung Jayandaru ditolak berdasarkan syariat islam, tapi tempat karaoke yang menyalahi aturan di Sidoarjo dibiarkan berdiri.
“Seharusnya tempat karaoke itu juga harus ditutup, bukannya dibiarkan. Ini jelas ada perbedaan perlakuan. Apalagi ini hanyalah masalah seni,” ujar Eko, kepada suarasurabaya.net.
Menanggapi protes tersebut, Slamet berdalih kalau tempat karaoke itu mempunyai ijin. “Meski menyalahi syariat islam. Tapi, kami tidak bisa berbuat banyak, karena tempat karaoke itu mempunyai ijin resmi,” kata Slamet.
Ada yang mengkritik, ada juga warga yang mendukung Slamet. Roghib Anshori, warga Krian membenarkan penolakan keberadaan patung Jayandaru karena menyalahi syariat islam.
“Saya menolak, sebagai seorang beragama, seharusnya didahului dari dasar ilmu agama, baru setelah itu estetika,” kata Roghib.(bry/iss/wak)
Teks Foto:
– Unjuk rasa anggota NU dan GP Ansor menolak patung patung Jayandaru di Sidoarjo.
Foto: Bruriy suarasurabaya.net