Makin menjamurnya permukiman di Sidoarjo malah semakin menggusur tempat pembuangan akhir (TPA) yang sebelumnya memang ada di beberapa wilayah.
“Empat tahun lalu setiap eks Kawedanan mulai Krian, Taman, Porong dan Sidoarjo kota mempunyai TPA masing-masing. Tepi kemudian terdesak dengan adanya permukiman baru hingga akhirnya TPA close,” kata Bahrul Amig Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkab Sidoarjo pada Radio Suara Surabaya.
Bahrul juga mengatakan, saat ini tercatat ada 450 perumahan di Sidoarjo dengan jumlah penduduk sekitar 2,2 kuta. Pertumbuhan sangat pesat sekali setiap tahunnya mencapai 7 persen pertahun. “Permukiman yang tumbuh ini harus betul-betul distressing terutama di tempat yang muncul perumahan baru,” kata dia.
Kata Bahrul, membangun Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) bukan hal yang mudah. Kendalanya masyarakat belum bisa menerima dengan adanya pembuangan TPST di daerah mereka.
“Menurut mereka kesannya jorok, padahal sampah itu ada yang diolah. Untuk sampah yang tidak bisa diolah baru akan kita angkut ke TPA,” katanya.
Jika hal ini terus dibiarkan, lanjut dia, sekitar 3-4 tahun lagi maka Sidoarjo bisa penuh dengan sampah. (dwi/ipg)