Jumat, 22 November 2024

Perlu Waspada Terhadap Kabar WNI Membelot dari ISIS

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Sebanyak 85 orang anggota kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dikabarkan telah melarikan diri dan membelot. Empat dari 85 orang itu berasal dari Indonesia. Dari beberapa sumber didapatkan empat nama orang asal Indonesia yaitu Abdul Hakim Munabari, Ahmad Junaedi, Helmi Alamudi, dan Mazlan.

“Kita harus benar-benar mempelajari kabar tersebut. Sebab, kalau mereka pernah bergabung dengan ISIS, maka cukup sulit bagi negara untuk memberi perlindungan buat mereka. Artinya, kita harus tetap waspada, dan tidak cepat percaya begitu saja dengan pengakuan mereka. Harus ada tindakan-tindakan yang melibatkan berbagai lembaga pemerintah untuk mengklarifikasi kebenaran berita tersebut,” kata Kemal Dermawan Ketua Departemen Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) di Jakarta, Jumat (25/9/2015).

Menurut Kemal, empat orang yang kabarnya telah membelot dari ISIS itu masih sebagian kecil dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah bergabung dengan kelompok militan tersebut. Namun kabar itu tetap cukup positif bagi meredam propaganda ISIS. Meski demikian tetap harus dilakukan langkah antisipasi, baik itu oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dari berbagai lembaga terkait lainnya. 

“Kalau mereka tidak pulang ke Indonesia tidak ada masalah, tapi kalau mereka kembali ke Indonesia, tentu harus ada tindakan atau upaya untuk mencegah mereka menyebarkan paham kekerasan di Tanah Air. Itu justru akan lebih berbahaya sehingga BNPT dan lembaga terkait lainnya harus menyiapkan langkah antisipasinya. Siapa yang bisa menjamin apakah mereka benar-benar telah `sembuh` dari pengaruh ISIS?” ungkap Kemal.

Dia menilai ISIS memang sangat berbahaya. “Yang pasti mereka bukan negara. ISIS itu hanya kelompok yang menganut norma yang tidak bagus yaitu menghalalkan kekerasan dan pemerkosaan. Jadi tidak ada tempat paham tersebut di Indonesia, sehingga apa saja yang berbau ISIS harus benar-benar dibersihkan, termasuk empat warga Indonesia yang katanya membelot tersebut,” kata dia.

Hal serupa diungkapkan Bambang Widodo Umar staf pengajar di Program Pascasarjana Kajian ilmu Kepolisian Universitas Indonesia.

Menurutnya, WNI yang menyatakan menyesal telah bergabung dengan ISIS dan ingin bergabung kembali dengan Indonesia juga perlu diberikan perlindungan. 

“Mereka tetap harus diberi perlindungan bila benar-benar telah `sembuh`. Caranya terus memberikan penyadaran buat mereka dan mengubah mindset mereka untuk mengabdi kepada Indonesia,” ujarnya.
 
Namun demikian, Bambang juga menghimbau keberadaan mereka tetap harus diwaspadai. Jangan sampai mereka yang menyatakan sadar dan ingin kembali ke NKRI ini justru malah berpura-pura dan menyebarkan paham ISIS di Indonesia.

“Tentunya selain dengan membina juga ada deteksi. Intelijen juga harus ikut berperan dalam mengawasi. Kalu mereka ini dibina lalu sebenarnya menyimpang, maka intelijen juga harus tahu,” tandasnya.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs