Sabtu, 23 November 2024

Pemkot Perlu Kampanye dan Fasilitasi Penanganan Stroke

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Dr Asra Al Fauzi-Spesialis Bedah Saraf Surabaya Neuroscience Institute (SNei) ketika memaparkan perlunya pencegahan stroke di Komisi D DPRD Kota Surabaya, Selasa (28/4/2015). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Apa saja yang dibutuhkan oleh Surabaya agar siap menangani penderita stroke. Dr Asra Al Fauzi-Dokter Spesialis Bedah Saraf dalam organisasi Surabaya Neuroscience Institute (SNei) menyatakan beberapa hal yang memerlukan dukungan pemerintah.

Antara lain Pemerintah harus turut mengedukasi masyarakat tentang bahaya penyakit stroke. Sebab, seringkali masyarakat itu tidak tahu bagaimana gejala-gejala stroke. Kampanye ini, kata Asra, bisa berupa pamflet-pamflet yang menginformasikan tentang penyebab stroke seperti pola makanan yang sehat, pengaruh rokok terhadap stroke, serta bahaya obesitas. “Jangan cuma kampanye politik saja,” selorohnya.

Sekadar diketahui, penanganan terbaik pasien stroke adalah empat jam setelah gejala muncul. Kenyataannya, menurut Dr Asra, sangat jarang pasien stroke yang datang ke rumah sakit kurang dari empat jam. “Ini karena sebagian besar mereka tidak tahu kalau mereka terkena stroke, dan mereka akhirnya salah masuk rumah sakit, sehingga harus dirujuk dan dirujuk,” ujarnya.

Karena itu, dibutuhkan juga fasilitas yang memadai di rumah sakit-rumah sakit pemerintah selain RSU Dr Soetomo. Tentu saja, kata Asra, pemerintah juga mengumumkan kepada masyarakat rumah sakit mana saja yang memang siap menangani penyakit stroke.

“Tidak perlu ditutup-tutupi. RS BDH (Bhakti Dharma Husada, red) misalnya belum siap ya bilang saja belum siap. Jadi harus ke RS Dr Soewandhie. Jadi pasien tidak perlu dirujuk-rujuk lagi,” katanya. (den/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs