Pemerintah semakin serius dalam pengembangan industri galangan kapal di Indonesia. Bentuk keserius tersebut dibuktikan dengan dikebutnya penyusuan draft Peraturan Pemerintah (PP), terkait pemberian intensif fiskal maupun non fiskal untuk perusahaan galangan kapal.
Pemberian insentif yang saat ini masih digodog Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman ini merupakan upaya mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim dunia, yang menjadi visi pemerintah.
Indroyono Soesilo Menko Kemaritiman mengatakan, di Indonesia terdapat 198 perusahaan galangan kapal. 110 diantaranya berada di Batam dan sudah bisa dikatakan sukses. Dengan pemberian insentif terhadap 88 perusahan kapal lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, maka perusahaan-perusahaan galangan kapal tersebut akan segera menyusul kesuksesan perusahaan galangan kapal yang ada di Batam.
Menko Kemaritiman menambahkan, saat ini PP terkait insentif fiskal dan non fiskal untuk perusahaan galangan kapal masih dalam proses penyusunan draft. Dan ditargetkan akhir bulan ini akan selesai untuk mempercepat pengembangan perusahaan galangan kapal.
“110 perusahaan galangan kapal di Batam sudah sukses, karena mendapatkan insentif dari pemerintah. 88 perusahaan kapal lainnya juga akan segera mendapatkan insentif tersebut. Tinggal menunggu PP nya turun, yang akan selesai akhir bulan ini,” kata Indroyono kepada wartawan, Kamis (22/1/2015) usai peresmian pengerjaan kapal pesanan Filipina di PT PAL Indonesia.
Dia menambahkan, saat PP sudah diberlakukan, intensif fiskal yang akan diberikan diantaranya bebas PPn, diberikan bea masuk yang ditanggung pemerintah, dan juga memberikan keringanan PPh. Sedangkan untuk intensif non fiskal dia mencontohkan, seperti yang ada di Surabaya yaitu National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) atau Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN).
Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional yang berada di ITS Surabaya, akan segera dikembangkan sebagai Balaibesar dari Kementerian Perindustrian. Sehingga kedepan akan membantu untuk semua galangan kapal terkait masalah design. Selain itu, akan menjadi bank data design-design kapal di Indonesia.
“Jadi seperti sekarang ini, kalau mau buat kapal tidak usah bikin design lagi, ambil saja dari sana kemudian di modifikasi,” ujarnya.
Indroyono menilai, saat ini perusahaan galangan Kapal di Indonesia sudah mulai bangkit. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Menko Perekonomian untuk memperkuat produksi bahan baku beruba baja yang saat ini dikelola PT Krakatau Steel.
“Karakatau steel sebagai salah satu pusat industri baja nasional harus dikembangkan. Seperti contohnya PT Pindad yang mendapatkan pesanan Panser. Tapi karena baja terbatas, sehingga tidak banyak yang dapat diproduksi,” kata Menko Kemaritiman. (wak/rst)
Teks Foto:
– Indroyono Soesilo Menko Kemaritiman saat memberikan sambutan dalam acara peresmian produksi kapal perang pesanan Filipina di PT PAL Indonesia.
Foto: Wakhid suarasurabaya.net