Pemerintah berencana untuk membangun fasilitas ruang pendingin atau cold storage skala besar dengan memberdayakan Perum Bulog untuk bisa membangun cadangan strategis bahan pangan di luar beras dan menjamin suplai kepada masyarakat.
“Sesuai dengan visi pemerintah memberdayakan Bulog untuk bahan pangan di luar beras. Dengan adanya cold storage tersebut, Bulog bisa membangun cadangan strategis di bahan pangan,” kata Thomas Lembong Menteri Perdagangan dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Thomas mengatakan, rencana untuk membangun fasilitas pendingin tersebut memerlukan investasi yang tidak sedikit, dimana perhitungan biayanya mencapai Rp2-3 triliun dan diharapkan bisa dipergunakan selama puluhan tahun mendatang.
“Investasi tidak kecil, perkiraan, jika ingin membangun yang bagus dan bisa bermanfaat untuk puluhan tahun kedepan investasi kurang lebih Rp2-3 triliun,” kata Thomas yang kerap disapa Tom tersebut.
Tom menambahkan, rencana tersebut muncul setelah dia dan Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Timur Tengah dan melihat fasilitas serupa di Dubai, Uni Emirat Arab, dimana cold storage yang dimiliki seluas tiga kali lapangan sepak bola.
“Kami ingin membangun fasilitas serupa di Indonesia sehingga pada saat panen misalnya, hasil panen bisa masuk situ dahulu. Ini bisa mengurangi volatilitas. Biasanya begitu panen harga produk anjlok karena over supply. Karena panen berlimpah namun tidak mungkin terserap semua pada saat itu juga,” kata Tom.
Tom menjelaskan, jika nantinya terdapat hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya wabah, kekeringan, dan disrupsi impor, pemerintah masih memiliki cadangan komoditas dan bisa segera disalurkan ke masyarakat.
“Ini berpotensi untuk mengurangi volatilitas, over supply saat panen, kelangkaan saat disrupsi, untuk memuluskan pasok dan permintaan, fasilitas ini sangat diperlukan,” ujar Tom.
Selain itu, fasilitas tersebut rencananya juga akan dibangun di gudang berikat yang saat ini masih berada dalam pembahasan. Hal tersebut merupakan rencana dari Menko Perekonomian dan Kementerian Keuangan yang ingin membuat zona dan gudang berikat.
“Nanti akan mengambil pendekatan yang terpadu, nantinya menyambung semua, ini upaya untuk mempercepat pengeluaran barang dari pelabuhan mengurangi dwelling time,” ujar Tom.
Tom menambahkan, jika nantinya dalam gudang berikat tersebut juga bisa dibangun fasilitas ruang pendingin skala besar, maka barang ekspor-impor bisa masuk terlebih dahulu dan tidak menimbulkan gangguan kemacetan di wilayah pelabuhan.
Menurut Tom, nantinya kawasan tersebut akan berkesinambungan mulai dari konsep kawasan berikat, gudang berikat, serta konsep buffer zone. Pihaknya akan pelajari secara mendalam dan mendetail, karena rencana tersebut berpotensi menjadi terobosan yang sangat besar.
“Tidak perlu muluk-muluk, kita bikin dahulu satu atau dua, itu juga tidak gampang, anggap saja pilot project untuk belajar. Biar dijalankan dahulu dan dioptimalkan baru disebarkan yang banyak, ini masih tahap awal baru berupa wacana,” ujar Tom. (ant/dwi)