Sabtu, 23 November 2024

Pelindo III Tambah Empat Crane di Pelabuhan Gresik

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) telah mendatangkan delapan unit alat bongkar muat jenis fixed crane dengan total investasi Rp 105 miliar sejak awal Februari 2015. Rencananya, empat dari delapan unit akan diletakkan di Pelabuhan Gresik.

Edi Priyanto, Humas Pelindo III mengatakan, saat ini Pelindo III sedang melakukan pemasangan dan pengujian sebelum alat itu dioperasikan. Rencananya delapan crane ini akan ditempatkan di tiga lokasi pelabuhan.

“Seluruh alat itu dialokasikan di tiga lokasi pelabuhan di lingkungan kerja kami. Empat unit di Pelabuhan Gresik, dua di Pelabuhan Batulicin, dua di Pelabuhan Lembar,” katanya seperti dilansir Antara, Minggu (22/2/2015).

Keberadaan fixed crane ini memiliki banyak fungsi. Alat berat itu berfungsi membongkar muat peti kemas, membongkar muat kayu log, dan membongkar muat curah kering. “Apalagi sudah ada alat pelengkap berupa spreader 20 feet dan 40 feet, grab untuk kayu log, grab untuk curah kering, serta pengadaan boom park,” ujarnya.

Pengadaan alat bongkar muat jenis fixed crane ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas bongkar muat pada tiga pelabuhan di atas. Ini karena arus barang menunjukan peningkatan signifikan.

Di Pelabuhan Gresik misalnya, alat bongkar muat berfungsi untuk mengatasi peningkatan arus barang masuk. Pelindo III mencatat, peningkatan arus barang di Pelabuhan Gresik pada tahun 2013 sebanyak 4.447.068 ton. Jumlah ini terus meningkat hingga angka 6.557.151 ton di tahun 2014.

Selain arus barang, lonjakan juga terjadi pada kegiatan bongkar muat curah kering. Pada 2013 tercatat bongkar muat curah kering di pelabuhan itu sebanyak 80.430 ton. Sedangkan pada tahun 2014, jumlah itu meningkat menjadi 97.490.

“Penyediaan alat ini merupakan upaya korporasi untuk meningkatkan kinerja bongkar muat pada pelabuhan yang menjadi limpahan dari Pelabuhan Tanjung Perak,” katanya.

Peningkatan bongkar muat di Pelabuhan Gresik itu, kata Edi, juga meliputi kegiatan bongkar muat CPO, batu kapur, batu bara, curah cair dan barang proyek. Sementara, kegiatan bongkar muat jenis kayu log pada tahun 2013 hanya tercatat 157.962 ton, sedangkan pada tahun 2014 menjadi 339.303 ton.

Sementara itu, pada dua pelabuhan lainnya tujuan penambahan alat berat itu tidak berbeda. Untuk meningkatkan kinerja bongkar muat. Ini karena dua pelabuhan itu juga mengalami penambahan arus petikemas cukup signifikan.

Realisasi arus peti kemas di Pelabuhan Lembar misalnya. Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 15.188 TEUs. Pada tahun 2013 peti kemas yang masuk menjadi 20.389 TEUs. Angka itu terus meningkat hingga 32 persen pada tahun 2014, atau sebanyak total 27.080 TEUs.

Sedangkan peningkatan arus petikemas di Pelabuhan Batulicin yang masih merupakan kawasan Pelabuhan Kotabaru dari 9.839 TEUs pada tahun 2013 menjadi 9.892 TEUs pada tahun 2014. (den/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs