Berdasarkan data dari Vessel Traffic Control dan keterangan dari petugas pandu dari PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak diketahui bahwa KM Wihan Sejahtera telah miring sejak di depan Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) dan jauh dari Bangkai Kapal Tanto Hari yang memang tenggelam di perairan tersebut.
“Kondisi alur pelayaran barat Surabaya (APBS) juga aman untuk keluar masuk kapal karena alur telah kami dalamkan dengan minus 13 LWS (low water spring) dan kami lebarkan hingga 150 meter sehingga kecil kemungkinan Wihan Sejahtera menabrak bangkai kapal,” kata Eko Harijadi, General Manager PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak, dalam keterangan persnya, Selasa (17/11/2015).
Dengan analisa ini, Pelindo III menduga tenggelamnya KM Wihan murni karena kondisi kapal telah miring sejak awal dan bukan karena menabrak bangkai kapal yang ada di dasar laut.
Sementara itu terkait tenggelamnya KM Wihan Sejahtera, Pelindo III saat ini juga menerjunkan 10 kapal tunda dan dua kapal pandu untuk membantu proses evakuasi.
Kapal yang diterjunkan untuk evakuasi diantaranya adalah Kapal Tunda Anggada X, Bima 324, Madelin III, Joyoboyo, Jayengrono, Maiden III, Hercules I, Kresna 306 dan Kresna 315 dan Hercules 2 dan dua unit RIB. Selain dari Pelindo III, proses evakuasi juga dibantu kapal dari Ditpol Air Polda Jawa Timur, Coast Guard dan kapal Nelayan.
Sekadar diketahui, KM Wihan Sejahtera dengan rute Surabaya-Labuan Bajo-Ende (NTT), pada Senin (17/11/2015) tenggelam di perairan Tanjung Perak tepatnya di dekat pelabuhan Wilmar Teluk Lamong. Kapal ini sebelumnya bertolak dari Terminal Jamrud, Tanjung Perak pukul 08.00 WIB.
Kapal yang dioperasikan oleh PT Trimitra Samudra ini memiliki panjang dan lebar masing-masing 120.6 Meter dan 23.12 Meter, serta berat 9.786 GT. Pelayaran rute Surabaya-Labuan Bajo-Ende (NTT) ini terbilang baru karena baru 4 kali pulang-pergi.
Para penumpang yang berhasil dievakuasi juga langsung dibawa ke Terminal Penumpang Kapal Laut Gapura Surya Nusantara untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut serta pendataan. “Para penumpang dapat beristirahat sambil dilakukan pendataan oleh instansi terkait. Kami juga menyediakan bantuan makanan dan pakaian bagi korban,” ujar Eko Harijadi.
Penumpang yang mengalami cedera berat maupun ringan juga langsung dibawa ke Rumah Sakit PHC untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Sementara itu, informasi yang dihimpun suarasurabaya.net, menyebut jika kapal ini miring karena proses menaikkan barang ke kapal tidak ditimbang sehingga keseimbangan antara sisi kiri dan kanan kapal tidak diperhitungkan dan kapal akhirnya miring sejak akan berangkat.
Bahkan seorang sopir truk ekspedisi yang enggan disebut namanya mengatakan jika beberapa kontainer berat yang harusnya di taruh di bawah ternyata di taruh di atas sehingga memperburuk keseimbangan kapal. (fik/rst)