Setelah ricuh dan baku hantam di Jalan Raya Arjuna, para pedagang durian akhirnya mendatangi kantor Satpol-PP Kota Surabaya, Sabtu (14/3/2015).
Abdullah, pedagang pemilik pikup yang ditahan karena dituduh menabrak petugas Satpol-PP mengakui bahwa dia melajukan mobilnya dengan kencang. “Iya. Bagaimana, memang tadi saya dikejar. Lalu dipepet dari kanan,” ujarnya kepada suarasurabaya.net di Kantor Satpol-PP, Sabtu (14/3/2015) sore.
Salim, salah satu pedagang durian yang berada di lokasi ketika kericuhan mengatakan, seharusnya Satpol-PP tidak melakukan obrakan (penertiban) dengan cara seperti itu.
“Kami juga tidak melawan. Kami hanya berusaha menyelamatkan abah Abdullah yang dibawa di dalam truk. Yang menyerang itu bukan pedagang,” kata Salim.
Akibat tabrakan itu, Abdullah mengeluhkan mobilnya yang penyok. Tapi dalam pertemuan dengan petugas Satpol-PP dia dan para pedagang lainnya setuju bersikap kooperatif, mengganti biaya perbaikan motor milik petugas yang ringsek.
Luluk Hasanah, salah satu petugas Satpol-PP perempuan yang sempat dipukuli oleh beberapa orang massa mengatakan, peristiwa ini sebelumnya pernah terjadi.
“Lokasi yang sama, tapi sudah lama. Kira-kira dua tahun lalu,” kata perempuan yang sudah lima tahun bergabung di Satpol-PP ini.
Ia mengatakan, Fajar, rekannya yang tertabrak mobil tidak mengalami luka serius. Pihak Satpol-PP hanya meminta para pedagang mengganti biaya perbaikan motor. Sementara itu, mobil pikup milik Abdullah harus ditahan hingga perbaikan motor itu selesai. (den/fik)
Teks Foto:
– Para pedagang saat mempertanggungjawabkan kericuhan yang terjadi di Jalan Raya Arjuna di Kantor Satpol-PP Kota Surabaya, tadi sore.
Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net