Senin, 25 November 2024

Palestina Terus Selidiki Sebab Kematian Yaser Arafat

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Warga Palestina bawa poster mantan pemimpin Palestina Almarhum Yasser Arafat saat menggelar aksi peringatan sembilan tahun kematiannya di dekat Gerbang Damaskus, Kota Tua Yerusalem. Foto: Antara

Komisi penyelidikan Palestina tetap meneruskan misi penyelidikan atas kematian Yasser Arafat Almarhum mantan Presiden Palestina.

Keputusan komisi tersebut disampaikan dalam pernyataan pers resmi Rabu (22/7/2015) waktu setempat yang dikirim melalui surel.

“Komisi tersebut pada waktu lalu dan saat ini masih melaksanakan pekerjaan profesional murninya dalam proses penyelidikan, baik tindakan hukum atau penyelidikan lain yang diadakan atau dilakukan di negara lain,” kata pernyataan itu, seperti laporan Xinhua dilansir Antara, Kamis (23/7/2015).

Komisi penyelidikan tersebut juga mengatakan misinya dilaksanakan sejalan dengan hukum berdasarkan jurisdiksi Palestina, serta hanya akan berjalan pada arah itu dan takkan pernah berhenti sampai kebenaran dapat dicapai.

Sebelumnya, pada Rabu pagi waktu setempat, Jaksa Agung Prancis memutuskan untuk menutup file mengenai penyelidikan kematian Arafat dan tidak akan menindaklanjuti penyelidikan apa pun.

Komisi Palestina tersebut menyatakan komisi menuntut bantuan para ahli dari beberapa negara untuk mengetahui faksi atau petunjuk yang berkaitan dengan penyebab kematian Arafat.

Pada Desember 2013, komisi Rusia dan Swiss yang menyelidiki kematian Arafat menyatakan dalam laporan bahwa Arafat tampaknya diracuni dengan radioaktif polonium-210.

Namun, temuan itu tidak secara meyakinkan menyatakan bahwa keracunan adalah penyebab akhir hidup Arafat, yang saat wafat berusia 75 tahun.

Saat itu, Tawfiq At-Tirrawi pemimpin komisi itu menuduh Israel sebagai tersangka utama dan satu-satunya. Pernyataan itu dikeluarkan setelah media Prancis melaporkan para ahli Prancis mengesampingkan pendapat bahwa Arafat diracuni hingga meninggal.

Arafat meninggal di satu rumah sakit Prancis di dekat Paris, tempat ia menerima perawatan selama dua pekan setelah jatuh sakit di markasnya yang dikepung Israel di Tepi Barat Sungai Jordan pada November 2014.

Pada 2012, para ahli Swis, Rusia dan Prancis menggali kuburan dan mengeluarkan jenazah Arafat dan mengambil sampel dari jenazahnya untuk penyelidikan lebih lanjut. (ant/den/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
29o
Kurs