Soekarwo Gubernur Jawa Timur berharap polemik kontrak Freeport tak akan mempengaruhi rencana pembangunan Smelter Freeport yang akan dibangun di Gresik. Menurut dia, polemik yang saat ini terjadi, jangan sampai mempengaruhi rencana investasi di dalam negeri.
“Kita ini kalau tidak ada investor diparani (didatangi) nangdi-nangdi (dimana-mana) Amerika, Australia. Ketika ada investor besar harus dipelihara,” kata Soekarwo ketika ditemui di Kantor Gubenur, Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (4/12/2015).
Soekarwo mengatakan, polemik yang terjadi sebenarnya hanya masalah share saja. “Hanya perhitungan share saja kepada pemerintah harus ditambah. Diskusinya seperti itu saja saat ini bagian Pemerintah Indonesia terlalu kecil. Itu saja diskusinya. Harusnya jangan kemana-mana,” ujarnya.
Soekarwo juga meyakini, rencana pembangunan smelter di Kabupaten Gresik tetap berjalan sesuai rencana. Karena hanya Kabupaten Gresik saja yang layak dan akan menguntungkan bagi Freeport. Di Kabupaten Gresik, Freeport masih bisa menjual limbahnya kepada perusahaan lain dan tidak membutuhkan biaya besar.
“Saya yakin tidak akan lari. Sementara untuk kapan mulai dibangun bukan kapasitas gubernur untuk menjawab. logikanya seperti itu,” kata dia.
Menurut dia, selain di Gresik, smelter juga akan dibangun di Papua namun kapasitasnya lebih kecil. Di Gresik, smelter dibangun dengan kapasitas 1,8 Juta ton sedangkan di Papua dengan kapasistas 400 ribu ton.
“Saya yakin Freeport nggak akan lari dari Gresik, Newmont saja dibawa ke situ. Karena lebih untung limbahnya bisa dijual,” kata dia. (fik/iss/ipg)