Meski Ujian Nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan tapi teryata masih ada oknum yang berusaha merusak prosesnya dengan menyebarkan kunci jawaban.
Didik anggota dewan pendidikan Surabaya pada Radio Suara Surabaya memberikan imbauan untuk orang tua dan murid.
“Kalau bisa jangan terpengaruh oknum-oknum atau orang-orang yang berniat merusak pelaksanaan UN dengan menjual jawaban soal. Ternyata kemarin juga sudah ada siswa yang dihubungi oleh penjual kunci jawaban,” kata dia.
Indikasi jual beli kunci jawaban Ujian Nasional itu diketahui Didik dari cerita keponakannya yang juga peserta ujian nasional.
“Kemarin juga ada keponakan yang juga ikut UN. Saya tanya teman-temannya sudah pada ribut dengan jawaban-jawaban itu ternyata yang dijual Rp100 ribu per mata pelajaran,” ujar dia.
Berkaca dari tahun lalu, biasanya oknum ini menyebarkan kunci jawaban lewat SMS.
Didik kembali menegaskan, siswa jangan percaya dengan kunci jawaban yang beredar karena soal ujian ada beberapa model. Otomatis setiap siswa memiliki jawaban yang berbeda.
“Itu kan diacak, misal si A pegang soal nomor 1 jawabannya A dan si B belum tentu jawabannya sama. Bisa saja kunci jawaban yang dia pegang itu keliru bukan untuk soal jenis itu,” katanya.
Adanya jual beli kunci jawaban ini kemungkinan kata Didik karena ujian nasional masih dianggap momok. Padahal sekali lagi ujian nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan tapi hanya untuk pemetaan kualitas pendidikan. (dwi)