Festival Perahu Layar di Pantai Kenjeran yang biasanya diadakan untuk memperingati Hari Jadi Kota Surabaya kini digelar untuk semarakkan Hari Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia.
Festival yang diikuti 50 peserta dari berbagai daerah di Surabaya dan sekitarnya ini berlangsung sejak hari ini, Sabtu (29/8/2015) hingga Minggu (30/8/2015).
“Festival tahun ini berbeda dari sebelumnya, jika biasanya diadakan untuk memperingati hari jadi Kota Surabaya, tahun ini kita pindah bulan Agustus untuk turut peringati hari kemerdekaan,” kata Wasito Ketua Paguyuban Wisata Kenjeran di sela festival di Surabaya, seperti dilansir Antara Sabtu.
Festival yang digelar pada 29 – 30 Agustus 2015 tersebut diikuti oleh 50 peserta dari berbagai daerah seperti dari Perak, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Bulak, dan ada pula dari Madura.
Ia mengemukakan, tiap perahu diisi oleh 3 orang untuk menarik jangkar, menyeimbangkan kapal, dan mendayung sekaligus menarik layar perahu.
Nelayan membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mempersiapkan perlombaan ini. Meski tidak menggunakan motor, laju perahu ini lebih kencang dibandingkan perahu motor.
Sebab, kata Wasito, Perahu layar yang disiapkan ini memang sengaja dipesan khusus untuk perlombaan.
Selain itu, nelayan yang mengikuti perlombaan, harus berpengalaman karena tidak semua nelayan bisa mengemudikan perahu layar. Teknik yang harus dikuasai antara lain agar perahu seimbang dan cepat mulai sejak penarikan jangkar, mendayung, dan waktu menarik layar.
Panjang perahu mempengaruhi ukuran layar yang dipakai, semakin panjang perahu tersebut semakin besar layar yang digunakan.
Selain semua persiapan di atas nelayan juga harus membuat layar, bambu untuk tiang layar, dan penggiling untuk bagian bawah perahu yang memakan waktu sekitar dua bulan.
Layar juga dihias semenarik mungkin untuk menarik pengunjung yang hadir.
“Setiap tahun festival ini digelar untuk menghibur para nelayan, masyarakat, dan sekaligus mengenalkan pantai kenjeran,”imbuhnya.
Ia menambahkan, cuaca bulan ini sangat tepat untuk festival, angin tenang, dan gelombang pun tidak tinggi, sehingga lebih aman.
Sedangkan untuk final ada perubahan rute perjalanan yang ditempuh sehingga lebih menantang dan menarik.
“Semoga festival perahu layar ini dapat terus diadakan karena perahu layar merupakan salah satu tradisi yang perlu dilestarikan,” kata Wasito. (den)