Joey Alexander (12), pianis jazz belia dari Indonesia, masuk dalam daftar calon penerima Grammy ke-58, penghargaan bergengsi di dunia industri musik di Amerika Serikat, yang diumumkan pada Senin (7/12/2015) waktu setempat oleh panitia di situs Grammy.
Melalui albumnya yang berjudul “My Favorite Things”, Joey dinominasikan dalam dua –dari lima– penghargaan kategori musik jazz yang diperebutkan, yaitu untuk “Best Jazz Instrumental Album” (My Favorite Things) dan “Best Improvised Jazz Solo” (untuk lagu “Giant Steps” dalam album My Favorite Things).
Untuk Grammy ke-58, National Academy of Recording Arts and Sciences akan memberikan penghargaan kepada para pemenang 83 kategori dari berbagai aliran musik, termasuk jazz, pop, rock, RnB, country dan alternatif.
Nama-nama besar yang bersaing dalam pencalonan peraih Grammy kali ini, termasuk Taylor Swift, Kendrick Lamar, Ed Sheeran, Kelly Clarkson, Maroon 5, Nicky Minaj, Ricky Martin, Bjork, Ellie Goulding dan John Legend.
Penganugerahan penghargaan Grammy ke-58 akan diselenggarakan pada 15 Februari 2016 di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat. Acara malam anugerah tersebut akan disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi CBS.
“My Favorite Things” adalah album pertama Joey dan dikeluarkan pada Mei 2015, saat ia berusia 11 tahun. Album berisi sembilan lagu itu diproduksi oleh pemenang Grammy, Jason Olaine, melalui perusahaan rekaman yang berbasis di New York, Motema Music. Pada 30 Mei 2015, album tersebut bertengger di urutan ke-174 tangga lagu Billboard 200.
Anak Ajaib
Joey dilihat banyak pihak sebagai anak ajaib di bidang musik jazz dan keajaibannya itu telah diulas di banyak media Amerika, termasuk surat kabar The New York Times dan Daily Telegraph, televisi CNN, WCBS dan NBC News serta majalah musik Down Beat.
Bocah kelahiran Bali pada 26 Juni, 2003 itu belajar memainkan musik jazz secara otodidak mulai usia 6 tahun.
Pada usia ke-9 tahun, ia memenangi penghargaan Grand Prix pada kompetisi musik jazz semua umur Master-Jam Fest di Odessa, Ukraine. Kompetisi itu sendiri diikuti oleh 43 musisi dari 17 negara.
Joey pertama kali muncul di muka publik ketika ia diundang oleh UNESCO pada Desember 2011 di Jakarta untuk bermain piano tunggal di depan Herbie Hancock, musisi jazz legendaris Amerika. Satu tahun kemudian, Joey tampil bersama band-nya di Java Jazz Festival.
Keajaiban Joey dilirik oleh Wynton Marsalis, musisi jazz berpengaruh di Amerika yang juga merupakan direktur lembaga pertunjukan prestisius di New York, Jazz at Lincoln Center.
Wynton mengundang Joey –yang saat itu berusia 10 tahun– pada Mei 2014 untuk tampil dalam pertunjukan musik yang digelar di gedung Jazz at Lincoln Center. Permainan Joey pada acara itu disambut dengan kekaguman publik dan The New York Times menyebut penampilan Joey sebagai “sensasi semalam” sementara Down Beat menyebutnya sebagai anak ajaib.
Sejak itu, Joey kerap diundang untuk tampil di berbagai panggung bergengsi, termasuk Montreal International Jazz Festival, Copenhagen Jazz Festival, New Port Jazz Festival, Rochester Jazz Festival, Apollo Theater dan Arthur Ashe Learning Center.
Sejak 2014, Joey dan keluarganya bermukim di New York City.(ant/iss/ipg)