Permainan tradisional saat ini tak lagi dijamah atau dimainkan anak-anak. Justru permainan-permainan tradisional itu berpindah di gadget-gadget yang semakin menciptakan sikap individualistis anak-anak.
Tapi banyak juga para orang tua yang tidak pernah lagi mengajak bermain atau mengajarkan permainan-permainan tradisional tersebut. Permainan tradisional dianggap kuno karena ribet.
Prihatin dengan fakta itu, 4 mahasiswi diantaranya: Ade Ayu Anantasya mahasiswa Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, bersama Agatha Audiana Soesilo, dan Ruth Marshella Ardyanto dari fakultas yang sama, serta didukung Indira Mustika dari Fakultas Psikologi, membuat: Pelatihan Kecakapan Keuangan Melalui Metode Permainan Monopilih dan Pakon di Kampung Anak.
Memanfaatkan permainan tradisional Pakon dan Monopoli yang dimodifikasi sedemikian rupa. Sehingga permainan tidak hanya seru untuk dimainkan tapi juga secara tidak langsung mengajari anak-anak untuk mengelola uang mereka sendiri sejak usia dini.
Sengaja dipilih Pakon dan Monopoli karena peserta dapat belajar berhitung, bahkan menabung. Pakon mirip Dakon, tapi disertai pertanyaan-pertanyaannya, dan pertanyaan itu dimodifikasi dan dapat memicu pikiran para pemainnya untuk membuat prioritas-prioritas.
Sedangkan istilah Monopilih, digunakan sebagai gabungan kata Monopoli dan Memilih.
Keunikan lain dari karya para mahasiswi ini adalah penggabungan dua bidang ilmu yakni bisnis dan psikologi. Dan tujuan utama permainan ini adalah mengajarkan financial literacy kepada anak-anak tingkat sekolah dasar (SD).
Melihat pola konsumtif dan hedonisme yang merajalela baik dikalangan dewasa maupun anak-anak, oleh karena itu permainan tradisional atau permainan inovatif seperti temuan 4 mahasiswi ini harus diajarkan sejak usia dini.
“Selain mengajak anak-anak mengenali permainan tradisional sejak dini, permainan ini membantu anak-anak bersosialisasi secara nyata. Diharapkan dari permainan ini memberikan kesempatan pada anak-anak untuk mulai melakukan perencanaan keuangan secara integrasi dan bertahap. Serta menumbuhkan kembali rasa cinta permainan tradisional,” ujar Indira Mustika mahasiswi Fakultas Psikologi UKWMS.
Karya ke 4 mahasiswi UKWMS ini berhasil meraih penghargaan Program Kreativitas Mahasiwa Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M) dari DIKTI pada tahun 2015.(tok/ipg)