Mepetnya waktu antara devaluasi Yuan dengan reshuffle kabinet salah satu faktor yang membuat rupiah melemah.
Werner R.Murhadi Pengamat Ekonomi Finance FE Ubaya mengatakan, devaluasi Yuan itu tidak diperkirakan sebelumnya.
“Terkait soal pengusaha memang sangat rumit. Apalagi mereka menggunakan bahan baku impor,” kata dia.
Untuk ke depannya, lanjut dia, kita tidak akan tahu akan ada fenomena apalagi yang terjadi. Dengan kurs yang melemah, barang-barang Indonesia di luar negeri jauh lebih murah.
“Kita sangat tergantung pada pemerintah. Sampai hari ini pun penyerapan anggaran relatif melambat. Posisi ekonomi di dunia memang melemah,” ujar dia.
Werner menjelaskan, devaluasi Yuan bertujuan untuk mengirimkan barang-barang ke Amerika. Tapi dampaknya ternyata berpengaruh pada Indonesia juga. Apalagi MEA akan digelar pada Desember mendatang.
“Kalau dari sisi pengusaha penggunaan transaksi dalam pasar dunia US Dolarlah yang menjadi patokan. Kecuali kita bernegosiasi dengan pihak pembeli, itu mah bisa saja,” tambah dia. (dwi/ipg)