Mengapa elit politik dan politisi suka sekali dengan menggulirkan isu reshuffle atau perombakan kabinet. Pertanyaan itu dilontarkan Jokowi Presiden di Istana Negara, Selasa (22/6/2015) tadi.
“Apa dianggap enak jadi Menteri. Hampir setiap hari dicaci maki masyarakat dan media apalagi kalau tidak fokus dengan bidangnya. Bisa tiap hari jadi berita,” kata Jokowi.
Kata Presiden, memberhentikan dan mengangkat Menteri semua pasti tahu itu hak prerogatif Presiden tapi yang ribut orang lain.
Meminta Menteri membuat laporan hasil kerja selama 6 bulan ke belakang dan enam bulan ke depan oleh Presiden dinilai sesuatu yang wajar.
Dari laporan yang ditentukan sebanyak dua lembar itu akan ketahuan laporan itu benar atau sekadar untuk menyenangkan Presiden.
Semua anggota kabinet kerja Jokowi-JK dikatakan sudah menyerahkan laporan dalam map tertutup. Namun Presiden belum bersedia menjelaskan isinya dan apakah laporan ini sebagai bahan untuk merombak kabinetnya.
“Setelah saya baca dan saya pelajari, hasilnya akan saya sampaikan pada dikau-dikau,” kata Presiden.
Cipta Lesmana Guru Besar Pakar Komunikasi Politik UI mengatakan, diakui atau tidak Jokowi telah dipermalukan oleh kinerja Menterinya yang buruk.
Ada Menteri yang tidak fokus dengan kerjanya, bingung mengikuti perintah Presiden atau sponsor yang menggaransinya menjadi Menteri. (jos/rst)