Jumat, 15 November 2024

Mengenal Lebih dekat Pesawat Supersonik T50

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Pesawat latih Supersonik T50. Foto : weaponstechnology.blogspot.com

Dunia penerbangan Indonesia kembali berduka setelah jatuhnya pesawat tempur jenis T50i Golden Eagle dalam airshow di Yogyakarta, 20 Desember 2015. Pesawat T50 sebenarnya cukup canggih dan biasa digunakan sebagai konversi dari pesawat latih menuju jet tempur yang sesungguhnya.

Dan berikut beberapa data mengenail pesawat yang dikembangkan oleh Korea Aeospace Industries (KAI) tersebut :

T50 Golden Eagle masuk kategori pesawat tempur latih lanjut yang digolongkan ke dalam advance jet trainer, dan dapat digunakan sebagai pesawat tempur ringan. Pesawat ini merupakan jembatan konversi dari pesawat latih menuju pesawat jet tempur. Dikembangkan oleh KAI pada tahun 1997, dan diluncurkan pertama kali pada tahun 2006, pesawat ini digunakan oleh TNI AU dan ditempatkan di Skadron Udara 15 wing 3 Lanud Iswahyudi, Madiun.

Pesawat T50i diproyeksikan sebagai pesawat pengganti Hawk MK 53 milik TNI AU yang dinilai telah usang. Pesawat ini bersaing sengit dengan Yakovlev 130 buatan Rusia, FTC2000 buatan Tiongkok, dan Aero L-159 buatan Ceko. Sebelum menyandang nama T50, di Korsel pesawat ini lebih dikenal dengan sebutan KTX-2. TNI AU secara resmi menandatangani pembelian pesawat latih, varian T50i, pada 13 Februari 2014.

T50 menawarkan kemampuan yang tergolong luar biasa bagi pesawat tempur ringan, lantaran T50 sudah dilengkapi dengan HUD (Head Up Display), MFDs (Multifunction Display), dan HOTAS (Hands On Throttle-And-Stick). Selain itu pilot dimanjakan dengan adanya OBOGS (On Board Oxygen Generation Systems), dan antar pilot T50 sudah mampu bertukar data secara cepat mengenai kondisi medan pertempuran. T50 juga dilengkapi dengan kursi lontar berkemampuan zero-zero yang artinya mampu beroperasi di ketinggian 0 m dan dengan kecepatan tinggi.

Pesawat T50 dilengkapi dengan beragam persenjataan. Rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder, AGM-65 Maverick rudal udara darat, dan bom GBU-38/B Joint Direct Attack Munitions. Tidak ketinggalan meriam kaliber 20mm Gatling Gun untuk melayani pertempuran dog fight di udara, dan sejumlah roket tidak berpemandu mampu diluncurkan oleh T50.

T50 menggunakan mesin General Electric F404-GE-102 Turbofan, yang mampu menghasilkan daya dorong hingga mach 1.4. Kinerja mesin dikontrol oleh FADEC (Full Authority Digital Engine Control), untuk memastikan mesin berfungsi maksimal. Jarak jangkau T50 mencapai 1.851 km dengan ketinggian terbang mencapai 14 km. T50 diawaki oleh 2 orang pilot, yang dapat diubah menjadi siswa dan instruktur.

KAI sebagai perancang dari T50 kembali membuat terobosan dengan meluncurkan program pengembangan baru, yaitu program lanjutan atau TX Program. Rencananya TX ini akan menjadi jembatan bagi para pilot sebelum mengoperasikan F-22 Raptor dan F-35. (fik/tem)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 15 November 2024
28o
Kurs