Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), mengatakan pihaknya tak ingin terburu-buru dalam menerapkan Kurikulum 2013 karena ingin mengejar kualitas.
“Kami ingin proses yang mengejar pada kualitas kurikulum dan bukan waktu,” ujar Mendikbud di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (19/10/2015).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) ingin fokus pada penerapan, penilaian dan pendekatan baru yang lebih otentik.
“Kita percayakan pada Puskurbuk dalam penentuan kurikulum, yang pasti penerapan kurikulum dilakukan bertahap dan yang pertama sekali dilakukan adalah melatih guru.”
Pelatihan tak lagi dilakukan secara serentak, namun berdasarkan sekolah. Guru belajar ke sekolah yang menjadi percontohan.
Hingga saat ini, terdapat tiga persen sekolah di Tanah Air yang menggunakan Kurikulum 2013. Sementara sisanya masih menggunakan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Anies menyebutkan perlu beberapa tahun untuk proses transisi dari kurikulum lama ke kurikulum baru.
“Mengubah sebuah kurikulum pendidikan itu tidak mudah. Perlu beberapa tahun, contohnya masa transisi dari KBK ke KTSP memerlukan waktu empat tahun.”
Menurut Anies, saat ini pihaknya sedang berupaya menuntaskan Kurikulum 2013. Penuntasan itu berkaitan dengan desain dan dokumen kurikulum 2013. Jika dua pekerjaan tersebut bisa dituntaskan pada 2015 ini, maka penerapan Kurikulum 2013 akan dimulai pada tahun depan.
Anies menerangkan terdapat empat tahap untuk bisa menyelesaikan Kurikulum 2013. Keempat tahap itu, kata dia, yakni ide, desain, dokumentasi dan implementasi. Tahapan ide sudah dilakukan Kemendikbud pada tahun lalu.
Sejauh ini, Anies menjelaskan, tim peninjau Kemdikbud tengah menuntaskan tahapan desain dan dokumentasi kurikulum 2013.(ant/iss/rst)