Di Jombang, nama KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, tak hanya diabadikan menjadi jalan, bahkan warung-warung langganan Gus Dur juga dilabeli sebagai warung Gus Dur. Dari sekian banyak warung, salah satu yang paling menarik adalah Warung Kikil Abang Cak Man yang berada di Jl. Mojosongo Jombang.
Awalnya warung nasi yang berjarak sekitar 2 KM arah utara dari Pesantren Tebu Ireng ini lebih dikenal sebagai Warung Abang atau merah karena cat tembok di warung itu berwarna merah. Namun, setelah Gus Dur meninggal, warung kesukaan Gus Dur ini lebih dikenal sebagai Warung Kikil Gus Dur.
Siti Khoirumlah, pemilik warung mengatakan, ketika masih hidup, Gus Dur memang selalu mampir di warungnya setiap ke Tebu Ireng. Beberapa foto Gus Dur ketika berada di warung itu juga dipasang di dinding warung tersebut.
“Saya sebenarnya merasa berdosa karena terakhir kali beliau mampir saya sempat berbohong,” ujar Siti Khoirumlah ketika ditemui suarasurabaya.net beberapa waktu lalu. Siti mengenang, ketika Gus Dur sudah sering sakit, dirinya pernah diminta dokter keluarga untuk tak lagi melayani Gus Dur.
Saat itu, cucu pendiri NU itu memang sedang pulang ke Tebu Ireng dan mampir ke warungnya. “Saat itu saya bilang kikilnya habis Gus. Padahal kikil masih banyak. Tapi saya diminta dokternya Gus Dur dilarang makan yang berkolesterol tinggi,” kata dia.
Namun, alangkah terkejutnya Siti beberapa hari setelah dia berbohong itu Gus Dur ternyata wafat. “Saya merasa sedih berbohong, tapi itukan demi kesehatan beliau juga,” ujarnya.
Yang pasti, warung tersebut saat ini semakin laris. Pengunjungpun silih berganti datang. Suarasurabaya.net yang sempat ke warung tersebut saat Muktamar NU di Jombang mendapati jika pengunjung sampai mengantri. “Para Kiai-kiai dari beragam daerah ke sini, juga pejabat-pejabatnya. Alhamdulillah berkah muktamar,” kata dia.
Nasi kikil yang disajikan di warung ini memang unik dibandingkan nasi kikil yang selalu full dengan kikil. Di Mojosongo ini, kikilnya hanya satu potong, kalau beruntung mungkin hanya mendapatkan dua potong kikil berukuran kecil atau sekitar 3 cm persegi. Untuk menu tambahan, pemesan bisa tambah rempelo ati, paru ataupun babat.
Dua potong kikil ini lantas berpadu dengan sayur lodeh tewel atau lodeh irisan pepaya muda. Warung ini juga tak menyediakan sambal karena sayur kikilnya sudah cukup pedas. Selain rasanya yang mengundang selera, perpaduan kikil yang hanya sedikit tentu asyik dan agak aman bagi anda yang anti dengan makanan berkolesterol tinggi. (fik)