Abdul Syukur atau Mbah (kakek, red) Dul, ikhlas menambal lubang jalan di usia senjanya karena lubang-lubang itu membahayakan jalan. Apalagi jalan-jalan tersebut ramai dilalui kendaraan, baik roda dua maupun empat, becak dan sepeda angin (onthel, red).
”Jangan merugikan masyarakat. Kita kan juga punya keluarga. Jangan sampai orang itu ngguling (terjatuh, red). Saya melihat sendiri banyak orang yang jatuh, karena jalan yang rusak. Orang rombong, becak itu mesti gak kuat di sana, ngguling (Pedagang keliling dan pengemudi becak selalu tidak dapat melalui lubang itu dan terjatuh, red),” kata Abdul Syukur yang ditemui suarasurabaya.net, Rabu (13/5/2015) pukul 01.30 WIB.
Mbah Dul yang tinggal di alamat Jl Tambak Segaran Barat gang I no.27 Surabaya ini mengatakan, dirinya berinisiatif menutup lubang jalan dengan mencari bongkahan aspal bekas karena lubang-lubang di jalan tersebut, semakin hari semakin besar. Apalagi saat hujan turun, lubang-lubang itu juga tidak terlihat karena digenangi air.
“Saya sedih dan sempat menangis, waktu melihat ada seorang perempuan bersama anak kecil jatuh dari motornya akibat jalan yang rusak. Saya membayangkan bagaimana kalau itu terjadi pada keluarga saya,” ujarnya.(bry/iss/ipg)
Teks Foto:
– Mbah Dul dengan palu dan becaknya yang berisi bongkahan aspal bekas.
Foto: Bruriy suarasurabaya.net