Menanggapi fenomena aksi begal yang semakin marak akhir-akhir ini, Kombespol Awi Setiono, Kabid Humas Poda Jatim, mengimbau agar masyarakat Jatim selalu waspada dan hati-hati terhadap aksi begal.
“Hindari tempat gelap dan sepi karena kebanyakan begal beraksi malam hari. Manfaatkan spion, bila masyarakat mendapati hal yang mencurigakan, segera cari bantuan dari warga atau kantor polisi terdekat. Terutama beberapa pedagang yang berangkat subuh, kalau bisa berdua atau berkendara secara berkelompok,” kata Awi.
Berdasarkan data, sepanjang 2014 terdapat 107 kejadian, 50 diantaranya sudah terungkap. Sebanyak 68 tersangka telah diamankan bersama barang bukti kendaraan bermotor, kalung, clurit hingga senjata api.
“Selama Januari sampai Februari 2015 sudah terdapat 22 kejadian begal di Jatim. Sudah kita ungkap tujuh kasus dengan 11 tersangka, barang bukti motor ada tujuh buah, modusnya rata-rata masalah ekonomi,” kata Awi kepada Radio Suara Suarabaya, Minggu (1/3/2015).
Pihak kepolisian, kata Awi, terus melakukan operasi khusus tentang 3c yakni curat, curas dan curanmor dengan razia atau 321 di daerah rawan dengan waktu yang berbeda-beda. Mengenai tindakan tembak ditempat bagi pelaku kejahatan yang melawan petugas, kata Awi, SOPnya sudah jelas.
“Legalitasnya harus jelas dengan mempertimbangkan asas kepentingannya. Segi manfaatya harus kita lihat juga. Jangan sampai tidak ada apa-apa kita tembak. Kita harus ekstra hati-hati karena pelaku biasanya pakai sajam atau senpi,” katanya.
Pelaku begal di Jatim terdiri dari pemain lama dan baru. “Ada yang dari luar kota, beberapa kesempatan lalu sudah pernah kita kejar sampai Riau, Palembang dan Lampung,” kata Awi. (iss/dwi)