Vani Virdyawan, mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh program doktoral di Imperial College London (ICL), bergabung dalam tim yang mengembangkan jarum fleksibel untuk pengobatan dan diagnosis kanker.
Pria 27 tahun ini menjelaskan bahwa selama ini penggunaan jarum yang kaku menjadi kendala dalam pengobatan dan diagnosis kanker karena tingkat akurasi yang rendah untuk mencapai lokasi kanker berada.
Jarum fleksibel, menurut Vani, bisa menjadi solusi permasalahan tersebut. “Jarum bisa disetir untuk menghindari organ yang rentan,” katanya kepada BBC.
Penelitian melalui program robotic surgery di labolatorium mekatronik medis ICL ini juga memungkinkan dunia medis untuk mengkoreksi titik tujuan yang akan dibedah, tambahnya.
“Sekarang, tantangan terbesar adalah bagaimana mendesain jarum fleksibel, sehingga jarum ini nantinya bisa dipakai untuk terapi kanker dan untuk mengambil sampel dari jaringan yang terkena kanker,” kata Vani.
“Desain untuk dua fungsi ini belum ada sejauh ini,” kata dosen teknik mesin Institut Teknik Bandung (ITB) ini.
“Saya berharap dalam kurun sekitar 10 tahun ke depan, jika nantinya disetujui oleh badan-badan medis terkait, jarum bisa diterapkan untuk terapi kanker,” ujar nya.(bbc/iss/rst)