Sabtu, 23 November 2024

Mahasiswa ITS Beri Kado Medali Emas untuk HUT Indonesia ke 70

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan
Roni Vayayang. Foto: dok pribadi

Salah satu peraih medali emas dalam World Inventor Innovation Contest pada bulan Juni 2015 di Korea itu bernama Roni Vayayang.

Pria kelahiran Blitar, 24 November 1993 tersebut, berhasil mengalahkan para nominator dari seluruh dunia. Ia beri kado indah bagi Indonesia yang akan berulang tahun ke 70 pada tanggal 17 Agustus tahun ini.

Roni saat ini tercatat sebagai mahasiswa semester 7 jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya. Bersama dua rekannya yakni Novia Amalia Solehah (Kimia ITS) dan Widyawati (Teknik Kimia ITS), ketiga anak Indonesia ini berhasil mengharumkan nama bangsa di negeri nan jauh disana.

Saat menjuarai kontes yang diadakan oleh Kinnews (Organisasi yang mewadahi penelitian di Korea) tersebut, Roni menawarkan ide yaitu optimalisasi kolam garam Pulau Madura melalui penggunaan Polimer HDPE Berfiller Silika.

Ide itu berawal dari kegelisahan atas cerita temannya yang mempunyai orang tua petani garam di Pulau Madura namun produktivitasnya kurang. Sebagai mahasiswa, dirinya merasa harus melakukan sesuatu.

“Pulau Madura kan terkenal dengan potensinya sebagai tambang garam. Tapi setelah saya cek sendiri kesana, ternyata kualitas garam dan produktivitas petani garam disana masih rendah,” ujarnya kepada suarasurabaya.net beberapa waktu lalu.

Akhirnya dengan bimbingan Ibu Sukesi Dosen Teknik Kimia (Alm), Roni dan dua temannya tersebut ikut kontes inovasi dunia yang diadakan di Korea tepatnya pada tanggal 5-6 Juni lalu.

Melalui penelitiannya tersebut, garam konvensional yang biasanya membutuhkan 10 hari untuk menguap, berkat tangan dinginnya menjadi hanya 4-5 hari saja.

Selain efisiensi penguapan, penelitiannya tersebut juga menghasilkan standar garam yang lebih baik daripada garam konvensional. “Kadar yodium pada petani garam biasanya hanya menghasilkan 20-30 ppm (part per million). Tapi di penelitian saya bisa menghasilkan sampai 50 ppm (part per million) kadar yodiumnya. Sehingga itu juga bisa meningkatkan nilai jual garam,” ujar dia.

Menurut Roni, anak-anak muda zaman sekarang harus berani untuk keluar dari zona nyaman dan bersinergi dengan orang lain. Selain itu, pria yang ingin mendalami bidang elektro ini juga berharap anak-anak muda zaman sekarang untuk peka terhadap lingkungan sekitar.

Mengenai teknologi, menurutnya, bidang ini bisa menjadi alat untuk memajukan bangsa dan negara. Asal, dalam menggunakannya harus secara bijak dan positif.

“Teknologi bisa mempermudah pekerjaan kita. Bisa juga untuk membantu orang lain. Seperti membuat inovasi kecil namun bermanfaat bagi orang banyak. Kalau bisa kita nantinya harus jadi pencetus, bukan saja sebagai user,” katanya.

Teknologi, menurut Roni juga bisa menjadi salah satu tolak ukur rasa nasionalisme terhadap negeri ini. Sebab, baginya teknologi bisa sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan rasa nasionalismenya.

“Yang penting harus punya rasa peduli dan memiliki Indonesia lebih dulu. Kontribusi bisa kita lakukan dengan cara masing-masing, sesuai dengan background masing-masing,”. ujar dia. (dop/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs