Lontong Cap Go Meh Penutup Rangkaian Persembahyangan Imlek

Kemeriahan di klenteng Hong San Ko Tee, Surabaya, Kamis (5/3/2015) merupakan penutup seluruh rangkaian persembahyangan Imlek 2566, yang dipuncaki dengan makan Lontong Cap Go Meh bersama.

Sejak menjelang pukul 13.00 wib, Kamis (5/3/2015) keramaian nampak di klenteng Hong San Ko Tee Jl. HOS Cokroaminoto, Surabaya. Umat berdatangan untuk melakukan persembahyangan. Setiap kali usai bersembahyang, pengurus klenteng memberikan Lontong Cap Go Meh.

“Sajian tradisional khas Tionghoa ini menjadi penanda penutup seluruh rangkaian persembahyangan sejak menjelang Imlek lalu. Umat bersembahyang kemudian menyantap Lontong Cap Go Meh yang sudah disediakan pengurus klenteng. Selain itu umat juga diperbolehkan ikut menikmati Lontong Cap Go Meh,” kata Yuliani pengurus Klenteng Hong San Ko Tee.

Potongan Lontong, ditambah dengan sayuran bersantan, diberikan kepada umat sebagai bentuk rasa syukur atas tahun yang sudah dilewati serta berharap tetap sehat, berkelimpahan rejeki, dan kesehatan di tahun baru yang akan dilalui. “Yang penting memang sembahyang. Bersyukur. Lontong Cap Go Meh ini tradisi masyarakat Tionghoa,” kata Yuliani.

Selain itu untuk memeriahkan suasana persembahyangan Cap Go Meh, Kamis (5/3/2015) ditampilkan atraksi seni Barongsay untuk menghibur umat sekaligus warga masyarakat sekitar klenteng Cokro atau klenteng Hong San Ko Tee. Meski tidak disertai dengan pemberian angpao kepada Barongsay, atraksi tradisional masyarakat Tionghoa itu tetap diminati warga masyarakat.

Sementara itu, pemandangan tidak jauh berbeda juga berlangsung di klenteng Boen Bio Jl. Kapasan, Surabaya. Umat Tri Dharma dan Khonghucu berdatangan memanjatkan doa kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. “Biasanya memang setelah sembahyang, umat makan Lontong Cap Go Meh. Berkumpul bersama kerabat,” pungkas Leo pengurus klenteng pada suarasurabaya.net.(tok/rst)