Keberadaan dua buaya muara di Kali Porong Desa Tambakrejo, Kecamataan Krembung, Sidoarjo rencananya akan dijadikan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE).
Ini adalah konsekuensi atas kesediaan warga setempat dan perangkat desa bertanggungjawab sepenuhnya bila terjadi konflik dengan dua buaya tersebut.
Wiwied Widodo, Kasi Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Surabaya BKSDA Jawa Timur mengatakan warga dan perangkat desa telah sepakat untuk menyampaikan usulan menjadikan lokasi itu sebagai KEE.
“Kalau sesuai dengan kesepakatan kemarin, rencananya perangkat desa ketemu bupati Senin (8/6/2015),” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Jumat (5/6/2015).
KEE adalah kawasasan ekosistem atau wilayah yang menjadi ekosistem alami atau buatan, dan berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan habitat unik di luar kawasan suaka alam atau kawasan pelestarian alam.
“Sebenarnya ini bergantung dari asal buaya-buaya itu. Karena belum sempat kami tangkap, kami belum tahu apakah memang buaya itu datang dari habitat alami yang berimigrasi atau dari mana,” kata Widodo.
Widodo mengakui kali porong langsung terhubung ke laut. Dia juga memungkinkan imigrasi buaya sejauh itu untuk mencari mangsa. Tapi dia belum bisa memastikannya.
BKSDA masih mengkhawatirkan terjadinya konflik antara buaya dengan warga sehingga menyebabkan korban jiwa. Namun, Widodo mengakui, selama ini memang belum pernah terjadi.
Upaya antisipasi tersebut telah dilakukan oleh BKSDA dengan melakukan pemeriksaan pra kondisi Rabu (3/6/2015) lalu. Selanjutnya, personel BKSDA sudah menyebar jaring dan personel untuk mengevakuasi buaya Kamis (4/6/2015).
Namun, warga ternyata menolak upaya evakuasi tim BKSDA tersebut dengan alasan buaya-buaya itu meningkatkan perekonomian desa.
“Kami masih menunggu, kalau memang disetujui sebagai kawasan ekonomi esensial pihak Kabupaten akan menempatkan tim di lokasi,” ujarnya. (den/fik)