Sabtu, 23 November 2024

Lereng Semeru Diselimuti Bunga Es

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Beberapa hari ini suhu udara di lereng Gunung Semeru mencapai minus 3 derajat celcius. Kondisi ini yang membuat hamparan vegetasi tanaman yang tumbuh di lereng gunng dengan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut tersebut diselimuti bunga es.

Kondisi ini akrab di sebut fenomena frozen, dimana bunga es atau frost menutupi di vegetasi tanaman hingga ketika dilihat dari jarak sedang seperti diselimuti hamparan salju.
Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

“Memang fenomena ini terjadi hampri setiap tahun di Gunung Semeru. Ada dua titik yang kerap diselimuti bunga es yaitu di Ranu Kumbolo dan Ranu Regulo,” kata Ayu Dewi Utari Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kepada Sentral FM, Sabtu (6/6/2015).

Fenomna frozen merupakan dampak suhu ekstrem yang mengubah embun yang turun menjadi kristal es. “Bunga es ini mulai mengkristal di waktu dengan suhu terendah dan di jam-jam tertentu, antara pukul 04.00 sampai 07.00. Jadi cukup singkat, hanya 3 jam saja bisa dinikmati para wisatawan,” katanya.

Di saat suhu berangsur naik kristalisasi embun yang berubah menjadi bunga es ini akan kembali menguap. Dan baru keesokan harinya akan kembali terjadi fenomena yang sama hingga berakhir sekitar awal Oktober.

Di tengah suhu ekstrem di bawah nol derajat celcius kali ini, Peltu TNI Sugiyono pelatih Tim SAR Kabupaten Lumajang mengimbau kepada pendaki, untuk mempersiapkan pakaian, alat maupun bekal logistiknya agar dapat melawan suhu dingin.

“Mereka biasanya menggunakan kompor untuk penghangat di dalam dome (tenda, red). Karena di Semeru memang dilarang untuk membuat perapian karena rawan terjadi kebakaran. Sehingga kompor itu cukup untuk menghangatkan diri,” katanya.

Yang dihawatirkan adalah, bagi pendaki yang tidak memiliki pengalaman untuk melakukan pendakian dengan bermodalkan keberanian saja. “Mereka tidak memahami tentang situasi dan perubahan cuaca di sana. Jadi rawan terserang hipotermia. Jadi jangan sampai niatan melihat bunga es dibawah suhu ekstrem yang sangat rendah, malah menjadi celaka,” katanya.

Sementara itu, dampak fenomena frozen justru merugikan petani sayuran di lereng Semeru. Karena bunga es yang disebut warga lereng Semeru sebagai embun upas ini, menyebabkan vegetasi tanaman menjadi mengering lalu mati.

“Kondisi inilah yang sering kali merugikan petani karena hasil pertaniannya gagal panen. Demikian pula pada vegetasi tanaman edelweiss juga banyak yang mengering lalu mati,” katanya.

Selain itu, fenomena frozen juga berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan karena vegetasi tanaman di hutan dan hamparan lereng Semeru mengering. “Jika tumbuhan mengering, rawan terjadi potensi kebakaran. Contohnya rumput saja mengering, jika tersulut api dari puntung rokok sedikit saja pasti terbakar. Apalagi ketika tersapu angin, maka kebakaran akan membesar. Ini yang patut diwaspadai,” kata Sugiyono. (her/iss)

Teks Foto :
-Fenomena Frozen di lereng Gunung Semeru dengan bunga es bertebaran menutupi vegetasi tanaman bak musim salju.
Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs