Puluhan warga korban lumpur lapindo, menggelar doa bersama di titik 21 tanggul kolam penampungan lumpur Desa Siring, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Senin (26/10/2015).
Selain itu warga juga menggelar aksi mengangkat miniatur patung Aburizal Bakrie dan boneka pocong kemudian ditaruh di dalam kolam penampungan di tengah-tengah patung manusia yang sudah tenggelam terendam lumpur.
Kemudian, warga yang selesai menggelar doa bersama melakukan tabur bunga sebagai bentuk simbolis, kalau warga korban lumpur tidak takut mati, ketika dilakukan sumpah pocong.
Abdul Fattah salah seorang korban lumpur lapindo mengatakan, dengan kegiatan ini warga berharap agar pemerintah benar mengawal proses pembayaran pelunasan warga korban lapindo.
“Saya menilai pemerintah mengawalnya kurang menyentuh,” kata Abdul Fattah warga korban lumpur asal Desa Kedung Bendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.
Dia menilai, PT Minarak Lapindo Jaya yang selama ini sebagai juru bayar melakukan boikot bahwa tanah warga korban lumpur yang merupakan tanah kering dibayar dengan dikatakan tanah basah
“Mohon kami sebagai warga korban lapindo, kalau PT Minarak Lapindo Jaya memboikot. Pemerintah saya yang melakukan pembayaran dengan memberikan pinjaman,” harap dia. (bry/dwi)
Teks Foto :
– Warga korban lapindo mengangkat patung miniatur Aburizal Bakrie.
– Warga korban lapindo melakukan doa bersama di tanggul kolam penampungan lumpur titik 21.
Foto : Bruriy suarasurabaya.net