Ketika semua orang mengeluhkan jalan berlubang tanpa melakukan aksi nyata, seorang tukang becak di Surabaya justru berinisiatif ikhlas menambal lubang-lubang itu dengan tangannya sendiri.
Abdul Syukur (56 tahun) atau biasa disapa Pak Dul seorang tukang becak yang sehari-harinya menunggu penumpang di pintu masuk pusat perbelanjaan ITC Surabaya. Pada malam hari, seusai menarik becak, Pak Dul lantas mulai menambal lubang jalan itu.
Kebesaran hati Pak Dul ini, pertama kali dikisahkan oleh Himan Utomo melalui akun Facebook pribadinya. Himan mengamati dan memfoto aktifitas Pak Dul sembari menunggu istrinya pulang kerja di ITC.
”Sudah seminggu ini, saat menjemput istri saya pulang kerja, saya melihat bapak itu mondar-mandir sambil mengangkut bongkahan aspal. Ketika saya amati, ternyata dia menata bongkahan aspal itu di jalan yang berlubang. Setelah penuh, lantas dipukuli pakai palu besar,” kata Himan kepada suarasurabaya.net, Selasa (12/5/2015) malam.
Karena penasaran, Himan lantas menghampiri dan duduk di samping pak Dul. “Saya tanya, apa bapak dari Dinas Kota? Kok meratakan jalan dan cuma memakai becak? Bukankah Dinas Kota punya fasilitas? Beliau menjawab, bukan. Hanya tukang becak biasa,” kata Himan.
Ketika ditanya lebih jauh, pak Dul mengaku dirinya sudah menambal jalan sejak lama. Dia berinisiatif menambal jalan karena pernah melihat pengendara sepeda motor yang jatuh karena terkena lubang di jalan.
“Selain itu, kata Beliau, agar tidak terus teringat mendiang istrinya. Pak Dul mencari kesibukan agar ketika pulang langsung terlelap karena lelah,” ujarnya.
Himan menceritakan, sering kali teman-teman pak Dul yang sesama tukang becak mengolok-olok pak Dul agar berhenti menambal jalan. “Wes pak de, gak onok sing mbayari kok yo dilakoni ae. Gak kiro direken lha karo wong-wong nduwuran, pemerintah kota, opo maneh bu Risma. Istirahat ae sampeyan wes tuwek (Sudah pak, tidak ada yang membayar kok terus menambal. Tidak mungkin diperhatikan oleh orang-orang di atas, pemerintah kota, apalagi bu Risma. Istirahat saja, Anda sudah tua, red),” kata Himan menirukan ucapan teman-teman Pak Dul.
Himan melanjutkan, pak Dul hanya tertawa kecil dan sering menjawab apa yang dilakukannya hanya demi kemanusiaan. “Kalau ada yang jatuh lalu kecelakaan bagaimana? Iya kalau kemarau, tapi kalau banjir tidak kelihatan. Sudah tidak apa-apa. Kalau jalannya tidak berlubang yang menikmati orang banyak. Teman-teman saya juga menikmati. Saat mengangkut penumpang tidak kena jeglongan (lubang, red),” kata Pak Dul pada Himan.
Pak Dul mengaku pada Himan jika dirinya telah menambal lubang-lubang di sepanjang Jalan Gembong Tebasan sampai Jalan Tambak Adi. “Ketika saya cek, memang iya, ada lubang yang sudah tertutup. Tiga lubang yang di depan ITC dan di dekat rel kereta api juga sudah tertutup,” kata Himan.
Pak Dul menambal dengan bongkahan aspal yang didapat secara cuma-cuma dari sisa galian pipa fiber optik di depan Pasar Atom Surabaya. “Kata pak Dul, aspal sisa galian kualitasnya lebih baik daripada gragal (sisa bangunan, red). Kalau gragal, cepat habis terkena air hujan dan ban kendaraan. Tapi kalau aspal, semakin dilewati ban, semakin rata dan kuat,” kata Himan.
Himan mengaku dirinya sengaja menulis kisah pak Dul di media sosial untuk membantu pak Dul dan menginspirasi orang lain. “Saya mendapat inspirasi dari pak Dul, apa yang bisa kita lakukan, walau kecil, tetap lakukan,” katanya.
Sementara itu, Erna Purnawati Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya mengaku dirinya telah membaca kisah Pak Dul di media sosial.
“Kami apresiasi karena pengguna jalan juga peduli,” kata Erna saat dihubungi suarasurabaya.net, Selasa malam. (iss/ipg)
Teks Foto:
1. Abdul Syukur tukang becak yang sering disapa Pak Dul, si penambal jalan.
2. Himan Utomo.
3. Becak Pak Dul yang berisi bongkahan aspal untuk menambal jalan berlubang.
4. Jalan berlubang yang sudah ditambal Pak Dul dengan bongkahan aspal.
Foto: FB Himan Utomo dan Himan via E100