Sabtu, 23 November 2024

Kipli Tertabrak Kereta Api, Sang Kakek Meraung-raung

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Sembari menangis sang kakek menunggui jenazah Kipli yang ditutupi tikar. Foto: Totok suarasurabaya.net

Beberapa warga yang sebelumnya ikut membantu menutupi jenazah Muhamad Zulkifli (Kipli), 9 tahun, korban tertabrak kereta api di perlintasan Jl. Juwingan dan Jl. Bagong Ginayan, Jumat (7/8/2015) meneteskan air mata melihat sang kakek.

“Kasihan sekali. Kakeknya itu baik, kenal warga sini. Tadi sempat marah dan menangis meraung-raung waktu melihat Kipli sudah ditutupi daun pisang dan tikar,” kata Sumiyati warga Bagong Ginayan.

Sepulang sekolah bersama kawan-kawannya Kipli hari itu akan menyeberang perlintasan kereta api. Meski pagar perlintasan sudah diturunkan, Kipli nekad mencoba menyeberang dan tiba-tiba dari arah berlawanan meluncur kereta api.

Kipli terpental, dan meninggal di lokasi tabrakan. “Warga langsung menutupi Kipli dengan daun pisang. Terus ada yang cari tikar. Ditutupi, dan waktu itu kakeknya datang sambil menangis,” tambah Sumiyati.

Sembari berteriak-teriak, laki-laki paruh baya mengenakan kaos warna merah itu langsung mendekap jenazah cucunya yang sudah ditutupi tikar.

Sambil menahan emosinya, sang kakek menjagai jenazah cucunya di bawah terik matahari di tepi rel perlintasan kereta api Jl. Juwingan dan Jl. Bagong Ginayan.

Warga kemudian mencarikan payung untuk meneduhkan jenazah Muhammad Zulkifli yang dijaga sang kakek sambil menunggu ambulance datang.(tok/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs