Mengapa penyebaran HIV menjadi cepat hingga penderita penyakit AIDS di Indonesia terus bertambah diyakini karena ketidaktahuan, ketidaksetiaan, dan ketidakpedulian.
“Orang tidak setia melakukan seks yang berisiko, berganti-ganti pasangan, juga tidak memakai kondom, lalu ketidaktahuan menyebabkan penularan, dan akhirnya meninggal karena ketidakpedulian,” kata Ramdani Sirait Direktur Eksekutif Indonesian Business Coalition on Aids (IBCA) di Balikpapan, Jumat (18/12/2015).
Ramdani Sirait berbicara di depan puluhan hadirin bedah buku “Jangan Bawa Pulang HIV” dan “Aku Ingin Hidup” di aula Pasir Ridge Community Center (PRCC) di komplek perkantoran Chevron Indonesia Company di Pasir Ridge.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pada triwulan pertama menunjukkan adanya kenaikan angka penderita HIV. Jika hingga akhir 2014 penderita HIV mencapai 32.711 jiwa, saat ini Kemenkes mencatat baru sampai Juni 2015 penderita HIV sudah berjumlah 17.325 jiwa. Angka ini dimungkinkan masih meningkat hingga akhir tahun.
Yang memprihatikan, kata Sirait, para penderita umumnya berada dalam lingkup usia produktif, yaitu 20-50 tahun. Divonis terinfeksi HIV dan kemudian menjadi penderita AIDS bisa serta merta membuat seseorang kehilangan segala dayanya.
Sebab itulah, sambungnya, sejumlah perusahaan yang peduli pada kenyataan itu mendirikan IBCA.
“Tugas kami berkampanye, menyebarkan pengetahuan apa dan bagaimana HIV dan AIDS itu,” jelas Sirait seperti dilansir Antara.
Hal-hal yang disampaikan, termasuk di dalam acara di PRCC adalah bagaimana mencegah agar jangan sampai tertular. Bagi yang sudah positif mengidap HIV bagaimana mesti menjalani pengobatan dan menjalani hidup sehari-hari.
“Setialah pada pasangan, itu yang paling utama. Atau gunakan kondom bila berhubungan seks. Buat kita semua mengenal apa itu HIV-AIDS sehingga bisa tahu dan peduli,” jelas Ramdani Sirait.(ant/iss/ipg)