Polisi sempat berbeda pendapat saat menyebutkan kronologi meninggalnya Aditya Wahyu Budi Hartanto (24 tahun) seorang Disk Jockey (DJ) di daerah Ngagel. Kepolisian sektor Wonokromo Polisi sempat menyebut Aditya meninggal karena kecelakaan, kemudian menyebut penyebabnya karena pengeroyokan.
AKBP Takdir Mattanete Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya mengatakan tidak menyalahkan Kapolsek Wonokromo mengenai statemen kronologi kejadian dan penyebab meninggalnya DJ Aditya.
“Karena memang laporan yang diterima awal itu adalah ditemukan korban lakalantas, ini kan kendaraan mobil ada rusak menabrak pohon, di dekat situ ada mayat. Awalnya seperti itu,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (3/6/2015).
Namun, kata Takdir, setelah dilakukan pendalaman terhadap kasus tersebut ternyata ditemukan bahwa peristiwa itu bukan kecelakaan murni. “Ini kecelakaan dulu, kemudian baru ada kejadian kriminalitas. Kita sengaja jangan blow up dulu adanya kriminalitas, adanya pengeroyokan atau penganiyaan, bukan bermaksud untuk mengaburkan,” katanya.
Polisi sengaja menyembunyikan fakta tersebut, agar bisa melakukan penyelidian dan pendalaman mengenai siapa saja pelakunya, kata Takdir.
“Kalau kita ungkapkan pagi itu atau siang itu, tentu kami akan kesulitan mengungkap kasus ini. Setelah hari ini secara jelas dan terang kita bisa mengamankan pelaku dan mengungkap kejadian yang sebenarnya ya ini, bukan berdasarkan katanya, katanya,” ujarnya.
Sementara, untuk mengantisipasi kejadian ini terulang, pihak kepolisian akan membirukan kota Surabaya di malam hari untuk mencegah terjadinya kriminalitas.
“Dengan menurunkan semua mobil patroli milik Polrestabes di titik-titik rawan yang rawan lampu menyala, untuk mengurangi orang-orang yang akan melakukan tindak kejahatan” ujarnya.
Kini, pihak kepolisian telah mengantongi nama-nama pelaku pengeroyokan. Empat orang sudah diamankan, polisi meminta beberapa pelaku lain menyerahkan diri. (den/rst)