Sabtu, 23 November 2024

Kemacetan Faktor Utama Kecenderungan Masyarakat Main Hakim Sendiri

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
ilustrasi. Foto: BBC

Kecenderungan masyarakat main hakim sendiri seperti terjadi terhadap Aditya Wahyu Budi Harnanto (24 tahun), disc jockey (DJ) sekaligus Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga hingga meninggal, adalah gejala kemunduran sosial masyarakat.

Novri Susan Pengajar Fakultas Sosiologi Unair mengatakan bahwa gejala main hakim sendiri seperti yang terjadi pada kasus DJ hingga meninggal ini akibat beberapa faktor. Salah satunya karena adanya faktor kejengkelan kolektif di masyarakat terhadap pelanggar lalu lintas.

“Ada rasa ketidakamanan pada masyarakat ketika berlalu lintas. Misalnya, sering adanya penerobos traffic light hingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Selasa (2/6/2015). Rasa tidak aman ini, kata Novri, menimbulkan dendam.

Sehingga, ketika ada satu orang pengendara yang tertangkap melakukan pelanggaran, seperti yang terjadi pada Aditya yang diduga menyerempet pengendara sepeda motor, masyarakat segera mengidentifikasi dengan cara yang sangat cepat, bahwa orang tersebut merupakan perwakilan dari para pelanggar lalu lintas yang menjengkelkan.

“Sebenarnya, kemacetan yang menyebabkan konsekuensi-konsekuensi seperti ini,” ujarnya. Di Surabaya misalnya, hampir setiap hari masyarakat pengguna jalan raya berinteraksi dengan kemacetan. Perasaan jengkel semakin menjadi-jadi ketika pada saat macet, ada pengguna jalan yang melakukan pelanggaran lalu lintas bahkan hingga menyebabkan kecelakaan.

“Pada saat dendam sudah menumpuk, maka yang terjadi adalah generalisasi seperti itu. Dan terjadilah kecenderung masyarakat main hakim sendiri,” kata Novri.

Tidak hanya terhadap pengguna jalan, kecenderungan masyarakat untuk main hakim sendiri juga dilakukan terhadap para pelaku kriminal seperti pencuri dan penjambret.

Menurut Novri, nilai umum di masyarakat untuk menyelesaikan masalah secara dialogis mulai tercerabut. “Ini sebuah gejala kemunduran sosial,” katanya. Sehingga, faktor penyebabnya pun tidak bisa hanya dipandang karena faktor spesifik seperti kemacetan, tapi ada faktor-faktor lainnya. (den/fik)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs