Seorang anak berusia 9 tahun tersesat usai keluar tanpa izin dari sebuah Pondok Pesantren untuk membeli es krim.
Aipda Edi Heriyanto Penyidik Polsek Gubeng pada Radio Suara Surabaya mengatakan, awalnya anak yang bernama Abdurahman ini diserahkan seorang penjual kacang ke Mapolsek Gubeng pada Rabu (11/2/2015) sekitar pukul 22.00 WIB.
“Anak ini mengaku rumahnya di Banyu Urip Surabaya tapi tidak tahu pasti alamatnya dimana. Ngakunya juga anak pondok,” kata dia.
Berdasarkan cerita orang tua Abdurahman, pada Rabu (11/2/2015) malam diantar orang tuanya ke Ponpes Darul Quran di Rungkut Asri Utara, Surabaya.
“Ngakunya mau beli es krim setelah itu mau pulang ke pondok malah tidak tahu jalannya. Akhirnya dia jalan sampai ke kawasan Panjang Jiwo sampai ketemu dengan penjual kacang,” ujar dia.
Aipda Edi menjelaskan, ciri-ciri anak tersebut di antaranya kulit kuning langsat, pakai kaos garis-garis kuning coklat dan memakai celana 3/4 warna biru.
Pada Kamis (12/2/2015), kata Edi, dia mencoba membujuk Abdurahman untuk mencari rumahnya. Tapi Abdurahman terkesan berputar-putar saat ditanya rumahnya.
“Sepertinya dia tidak mau pulang jadi saya langsung tanya ke orang-orang di kawasan Banyu Urip. Ternyata ada yang kenal dan langsung menunjukkan rumah orang tuanya,” katanya.
Aipda Edi menambahkan, ternyata Abdurahman terkesan tidak mau pulang karena tidak mau dipondokkan oleh orang tuanya.
Sebelumnya orang tua Abdurahman sempat ditelepon oleh Pondok Pesantren tersebut, mengabarkan kalau Abdurahman hilang, tidak ada di pondokan. Totok orang tua Abdurahman yang sehari-hari berjualan lele itu akhirnya menutup warungnya dan bergegas pulang hendak mencari anak yang hilang dari pondok.
Namun bertepatan itu, Aipda Edi datang mengantarkan Abdurahman, seketika itu pecahlah tangis orang tua Abdurahman sambil memeluk anak laki-lakinya tersebut.
“Sekarang Abdurahman sudah bersama kedua orang tuanya lagi,” tambah Aipda Edi. (dwi/ipg)