Jumat, 22 November 2024

Kelamaan Nonton TV Picu Hipertensi Pada Anak

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan

International Journal of Cardiology, belum lama ini menunjukkan korelasi sangat kuat antara durasi anak menonton televisi dengan risiko anak memiliki tekanan darah tinggi.

Bila menonton televisi selama dua jam atau lebih, risiko tekanan darah tinggi naik 30 persen. Risiko ini naik menjadi 50 persen jika anak-anak tidak melakukan aktivitas fisik kurang dari satu jam per harinya.

Sejak lama, para ilmuwan menghubungan perilaku menonton televisi dengan kehidupan menetap (diam) dan obesitas pada orang-orang muda.

Namun sekarang, penelitian yang dilakukan Univeristas Zaragoza di Spanyol dan San Paulo di Brazil menunjukkan, adanya hubungan antara kebiasaan menetap ini dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi.

“Studi memperlihatkan jumlah kasus tekanan darah tinggi dan hubungan antara aktivitas fisik serta perilaku menetap dengan tekanan darah tinggi pada anak-anak di Eropa,” kata Augusto Cesar, seorang peneliti.

Dalam studi ini, Antara melansir, para peneliti menggunakan data dari sebuah studi mengenai identifikasi diet dan gaya hidup anak (IDEFICS). Studi ini melibatkan 5221 orang anak dari delapan negara di Eropa, seperti Spanyol, Jerman, Hongaria, Italia, Cyprus, Estonia, Swedia dan Belgia.

Anak-anak yang menjadi partisipan ini berusia dua dan 10 tahun pada permulaan studi.

Hasil studi menunjukkan, kejadian kumulatif tekanan darah tinggi pada para partisipan selama dua tahun ialah tinggi, yakni 110 dari 1.000 orang.

“Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan masalah kardiovaskular di kemudian hari, salah satunya penyakit jantung ishemik,” kata F. de Moraes.

Para peneliti menyatakan, angka kejadian tekanan darah tinggi pada orang dewasa juga tinggi. Studi-studi berbeda telah memperlihatkan, tingkat tekanan arteri pada masa kanak-kanak berdampak sangat besar pada perkembangan tekanan darah tinggi di masa dewasa.

Oleh karenanya, untuk mengatasi hal ini, para ahli merekomendasikan orang-orang muda melakukan aktivitas fisik lebih dari sejam sehari. Kemudian, tidak melakukan perilaku menetap lebih dari dua jam sehari.

“Temuan ilmiah mengindikasikan aktivitas fisik merupakan vasolidator yang kuat, karena meningkatkan tingkat oksigenasi jantung dan pada saat yang sama menurunkan tekanan pembuluh arteri,” pungkas F.de Moraes seperti dilansir alphagalileo.org.(ant/iss/fik)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs