Jika dinominalkan angka kebocoran pipa dalam lingkup PDAM Delta Tirta Sidoarjo yang mencapai angka 30,5 persen senilai Rp50 miliar. Kasus kebocoran pipa paling banyak terjadi di kawasan Taman, Waru dan Sidoarjo kota.
Bima Aris Tianto Direktur Pelayanan PDAM Delta Tirta Sidoarjo mengatakan, tingkat kebocoran pipa yang cukup tinggi ini menjadi tantangan bagi PDAM. Targetnya dalam empat tahun ke depan angka kebocoran bisa turun di angka 25 persen.
Oleh karena itu, pihaknya akan menggunakan perangkat ukur untuk mengetahui secara pasti berapa tingkat kebocoran yang terjadi. Targetnya untuk ke depan, setiap tahun bisa menurun 1,5 persen.
“Karena untuk biaya rehabilitasi pipa yang mengalami kebocoran ini terhitung cukup besar sekali,” kata dia.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kebocoran pipa, kata dia, adalah jaringan perpipaan yang sudah lama bahkan sudah ada sejak zaman Belanda. Selain itu, faktor manusia yang melakukan pengambilan air secara ilegal juga menjadi satu di antara faktornya. Namun untuk faktor ilegal ini selalu diketahui oleh PDAM dan nantinya akan diberikan denda sesuai aturan perusahaan.
“Namun untuk angka kebocoran akibat ulah manusia ini sudah makin menurun. Tahun 2014 misalnya hanya 4-5 kasus pengambilan air ilegal yang ditangani PDAM,” kata Bima pada suarasurabaya.net.
Kata Bima, untuk ke depan PDAM berharap ada respon dari masyarakat terkait kasus kebocoran pipa ini. Karena masyarakat dinilai paling berjasa untuk menyelesaikan permasalahan ini. “Semakin banyak masyarakat yang melakukan pengaduan adanya pipa bocor, semakin kita cepat menyelesaikan.(dwi/ipg)