Markas Polrestabes Surabaya telah diresmikan menjadi museum hidup. Museum bernama “Hoofdbureau Van Politie Te Surabaya” diresmikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti Kapolri pada Sabtu malam (10/10/2015).
”Museum ini merupakan, upaya mengembalikan bentuk cagar budaya ke bentuk aslinya. Sehingga, kita bisa melestarikan nilai-nilai. Baik arsitekturnya, kalau orang melihat ini pasti dibilang arsitektur Belanda berarti dibangun di zaman Belanda,” ujarnya usai meresmikan museum hidup Hoofdbureau Van Politie Te Surabaya.
Selain itu, kata Badrodin, museum ini bisa untuk kepentingan pariwisata. Sebab, jika ada cagar budaya dirawat dengan baik maka bisa menjadi obyek bagi wisatawan.
Yang tidak kalah penting, kata Badrodin, ada nilai-nilai semangat yang harus diwarisi Polri dari museum ini.
“Kalau misalnya peran-peran kepolisian pada zaman Belanda dan Jepang sesuai dengan eranya tentu akan mewariskan nilai-nilai positif bagi polisi yang sekarang. Semangat mengamankan Surabaya, memberikan ketentraman bagi penduduknya dan memberantas penyakit masyarakat,” jelas mantan Kapolda Jawa Timur ini.
Badrodin berharap, seluruh cagar budaya di kota-kota di Indonesia sebaiknya dikembalikan pada bentuk aslinya secara arsitektur.
“Selain Surabaya, banyak kota tua di kota-kota lain, seperti di Semarang itu tidak terawat. Padahal kalau dirawat, bisa jadi obyek wisata yang baik,” katanya.
Selain Polrestabes Surabaya yang sudah menjadi museum hidup, Polri akan melanjutkan ke pelestarian cagar budaya yang ada di kota lain seperti di Polrestabes Bandung. Sebab, Kapolri mengatakan, biaya perawatan untuk museum ini diambilkan dari APBN.
“Perawatannya dari APBN, karena ini perawatannya seperti kantor juga. Karena masih dipakai sehari-hari. Kalau ada APBD memberikan hibah, saya berterimakasih,” katanya.(bid/iss)
Teks Foto:
– Arsitektur bangunan Mapolrestabes dikembalikan seperti semula di zaman Belanda. Dengan tata lampu, Museum Hidup tampak lebih megah. Foto: Abidin suarasurabaya.net