Sabtu, 23 November 2024

Kabut di Atas Bandung dan Surabaya, Fenomena Biasa

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Foto : Saat fenomena inversi, Kabut menyelimuti Grand Kanyon, Desember 2014

Kabut yang muncul Jumat (23/10/2013) pagi tadi, dan berdampak pada penerbangan di Bandung adalah dampak dari fenomena inversi.

Salah satu cirinya, kabut tebal menghalangi jarak pandang. Kabut ini tidak hanya terpantau di atas langit Bandung, tapi juga Surabaya.

“Biasanya udara semakin ke atas akan semakin dingin, tapi ini sebaliknya. Di atas ketinggian 200 feed bisa dirasakan semakin panas. Uap air yang tertahan akhirnya berubah menjadi kabut,” kata Bambang Setiadjid Kasie Data dan Informasi BMKG Juanda.

Bambang mengatakan, fenomena ini biasa dan bukan fenomena langka.

“Proses alam yang wajar. Kabut bisa cepat hilang jika pemanasan semakin intens, sayangnya matahari terhalang awan sehingga kabut bertahan lama,” tambahnya.

Gumpalan Uap air yang tertahan inilah yang seringkali menyebabkan jarak pandang terbatas, terutama untuk penerbangan. Bahkan akibat kabut ini, beberapa penerbangan ke Bandara Husein Sastranegara dialihkan menuju Cengkareng.

“Pilot mengatakan kita tidak bisa mendarat di Bandung karena visibiliti hanya 3.000 meter,” kata Bagus Ranu penumpang Citilink QG-986, pada Radio Suara Surabaya. (rst)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs